Tak Perlu Modal Besar, Beberapa Perusahaan Fokus Garap Ekonomi Hijau
Menurutnya, sektor perikanan memiliki potensi besar. Gibran mencatat, Indonesia memiliki 3,5 juta pembudidaya ikan dengan total 1,5 juta rumah tangga yang memiliki usaha perikanan. Selain itu, ada 30,2 juta kolam di Indonesia.
Meski begitu, dia menjelaskan ada beberapa kendalam yang dihadapi pembudidaya. Seperti, para pembudidaya memberikan pakan dengan cara yang tidak efisien sehingga biaya pakan dapat mencapai 70-90% dari total ongkos produksi.
Alhasil, dia pun mendirikan mesin untuk memberi pakan secara otomatis. Dengan demikian, ikan dapat tumbuh sebulan lebih cepat dibandingkan dengan pemberian pakan dengan cara manual. Selain itu, panen ikan dapat berlangsung hingga enam kali dalam setahun.
"Pendapatan pembudidaya pun ikut naik," ujar dia.
Selain itu, ia juga menggunakan teknologi Internet of Things (IoT). Dengan langkah tersebut, para pembudidaya ikan memiliki data terkini terkait jumlah ikan, waktu panen, pemberian waktu pakan, dan lainnya.
Efek lebih lanjutnya, para pembudidaya ikan dapat memasarkan ikan dengan lebih mudah serta mendapatkan akses pembiayaan.
"Bahkan ada pembudidaya yang bisa menyekolahkan anaknya di universitas ternama. Anaknya pun turut membantu kembangkan bisnis," katanya.
Selain berpotensi dipasarkan di dalam negeri, produk perikanan dalam negeri juga berpotensi diekspor.
Volume ekspor perikanan budidaya pada semester I 2019 turun 0,09% menjadi 87.971 ton dari semester I tahun sebelumnya. Namun, nilainya tumbuh 6,27% menjadi US$ 145,56 juta.
Ekspor perikanan budidaya terbesar periode Januari-Juni 2019 berasal dari rumput laut dan ganggang dengan nilai US$ 92 juta atau sekitar 63% dari total.