Pemerintah Diminta Waspada Potensi Konflik Horizontal saat Pilkada

Dimas Jarot Bayu
2 September 2020, 20:31
Ilustrasi, simulasi pemungutan suara Pilkada 2020. Pemerintah diminta mewaspadai potensi munculnya konflik horizontal saat Pilkada 2020.
Adi Maulana Ibrahim|Katadata
Ilustrasi, simulasi pemungutan suara Pilkada 2020. Pemerintah diminta mewaspadai potensi munculnya konflik horizontal saat Pilkada 2020.

Perhelatan pemilihan kepala daerah tahun ini atau Pilkada 2020 tetap dilaksanakan secara serentak meski di tengah pandemi virus corona atau Covid-19. Untuk menjaga agar gelaran pesta demokrasi ini berjalan lancar, pemerintah diminta mewaspadai potensi munculnya konflik horizontal serta politisasi kasus Covid-19 di zona yang masih tinggi penyebarannya.

Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) Bambang Soesatyo mengingatkan agar pemerintah mewaspadai potensi munculnya konflik horizontal yang bisa muncul karena kontestasi politik yang terjadi dalam Pilkada 2020. Hal ini diperparah dengan himpitan kondisi perekonomian masyarakat di masa pandemi corona.

"Ini akan sangat mudah dimanfaatkan oleh oknum-oknum yang tidak bertanggung jawab," kata Bambang dalam sebuah forum diskusi virtual, Rabu (2/9).

Dalam kondisi seperti itu, Bambang menilai pemerintah harus membangun karakter dan jati diri bangsa. Persoalannya, hal tersebut cenderung terlupakan pada saat ini karena pemerintah sedang fokus menangani masalah di bidang kesehatan dan ekonomi.

Ia menilai dalam kondisi yang rentan seperti ini pemerintah harus mengelola dengan baik, karena hal yang kecil sekalipun sangat mudah menjadi pemantik konflik. Bila tidak dapat dikelola dengan baik, maka dapat menggerus konsepsi NKRI sebagai sebuah konsensus nasional.

Adapun, Kepolisian Republik Indonesia atau Polri memetakan ada empat provinsi yang memiliki tingkat kerawanan tinggi dalam penyelenggaraan Pilkada 2020. Provinsi yang dimaksud antara lain Jambi, Bengkulu, Sulawesi Tengah dan Kalimantan Utara.

Wakil Kepala Satuan Tugas Nusantara Polri Brigjen (Pol) Umar Efendi mengatakan di tingkat kabupaten tercatat ada delapan wilayah yang dinilai sangat rawan dalam Pilkada 2020. Delapan kabupaten tersebut antara lain Mamuju, Tangerang Selatan, Nabire, Manokwari, Dompu, Pegunungan Bintang, Supiori dan Nias Selatan.

"Di tingkat kota ada sepuluh yang masuk kategori rawan, yakni Ternate, Samarinda, Binjai, Palu, Pematang Siantar, Makassar, Sungai Penuh, Tidore Kepulauan, Tangerang Selatan dan Balikpapan. Sementara kota yang masuk kategori sangat rawan ada dua, yaitu Medan dan Batam," kata Umar.

Halaman:
Reporter: Dimas Jarot Bayu
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...