AstraZeneca Setop Vaksin Corona, Bagaimana Progres Bio Farma-Sinovac?

Yuliawati
Oleh Yuliawati
10 September 2020, 19:40
AstraZeneca, vaksin virus corona, tiongkok
123RF.com/lightwise
Ilustrasi. Vaksin virus corona buatan Oxford-AstraZeneca dihentikan sementara.

Mereka yakni BioNTech SE, GlaxoSmithKline Plc, Johnson & Johnson, Merck & Co., Moderna Inc., Novavax Inc., Pfizer Inc. dan Sanofi.

Dikutip dari Bloomberg, perusahaan asal Tiongkok Sinovac Biotech Ltd. dan CanSino Biologics Inc. yang berasal dari Rusia tidak terlibat dalam kesepakatan tersebut. Dua perusahaan ini telah mulai menggunakan vaksin eksperimental sebelum uji coba pada manusia selesai.

Kepercayaan publik menjadi prioritas sehingga otoritas kesehatan tengah meyakinkan jutaan orang sehat di seluruh dunia untuk mengonsumsi vaksin di tengah pandemi corona. Dokumen perjanjian tersebut membuktikan persepsi bahwa percepatan produksi untuk kepentingan politik dapat membahayakan sisi keamanan vaksin.

Sebelumnya, Presiden AS Donald Trump mengatakan bahwa vaksin siap dirilis sebelum pemilihan presiden pada November nanti. Trump juga menuduh Food and Drug Aministration (FDA), badan pengawas obat dan makanan AS, memperlambat produksi untuk menyerang Trump secara politik.

Presiden Jokowi pun berharap vaksin corona segera dapat didistribusikan dengan target pada awal 2021. Pemerintah mengejar kerja sama dengan beberapa perusahaan vaksin dan mendapatkan komitmen pengiriman vaksin hingga 30 juta dosis pada akhir 2020. Komitmen terbanyak berasal dari Sinovac sebanyak 20 juta dosis.



Selain menggandeng Sinovac, vaksin juga akan dipasok oleh G42 dari Uni Emirat Arab sebanyak 10 juta dosis. Selain itu pemerintah mengembangkan vaksin merah putih melalui Lembaga Biologi Molekuler (LBM) Eijkman. Proses pengembangan bibit vaksin merah putih oleh Lembaga Biologi Molekuler (LBM) Eijkman sudah mencapai 50%.

Menteri Riset dan Teknologi Bambang Brodjonegoro mengatakan upaya pengembangan vaksin tersebut menggunakan platform protein rekombinan.

Bambang memperkirakan vaksin merah putih baru dapat diproduksi massal pada akhir tahun depan. "Perkiraan triwulan IV 2021 kita bisa produksi dalam jumlah besar," kata Bambang usai menemui Presiden Joko Widodo di Istana Kepresidenan Bogor, Rabu (9/9).

Sementara itu Badan kesehatan dunia (WHO) memperkirakan vaksin virus corona baru tersedia paling cepat akhir tahun 2021. Sebab, vaksin tersebut harus melalui tiga fase pengujian untuk menjamin keamanan dan efektivitasnya.

Ketua Global Outbreak and Response Network WHO Dale Fisher menjelaskan estimasi tersebut belum termasuk waktu produksi, distribusi ke seluruh dunia, termasuk memberikannya ke pasien Covid-19. Adapun saat ini sudah ada 5 kandidat vaksin corona yang tengah menjalani pengujian fase 1.

“Akhir 2021 merupakan batas waktu yang sangat masuk akal. Kami selalu yakin bahwa pada April dan Mei pengujian tahap 1 percobaan kepada individual telah berjalan, untuk melihat apakah kandidat vaksin ini aman,” kata Fisher pada awal Mei lalu.

 Penyumbang Bahan/Reporter: Agatha Lintang

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...