Jalan Berliku Pemerintah Turunkan Biaya Tes Covid-19

Pingit Aria
23 September 2020, 06:00
Petugas medis melakukan tes Swab COVID-19 kepada penumpang KRL Commuter Line di Stasiun Bojong Gede, Bogor, Jawa Barat, Senin (11/5). Tes swab tersebut dilakukan kepada 200 calon penumpang KRL secara acak sebagai salah satu langkah untuk mendeteksi dan me
ADI MAULANA IBRAHIM|KATADATA
Petugas medis melakukan tes Swab COVID-19 kepada penumpang KRL Commuter Line di Stasiun Bojong Gede, Bogor, Jawa Barat, Senin (11/5). Tes swab tersebut dilakukan kepada 200 calon penumpang KRL secara acak sebagai salah satu langkah untuk mendeteksi dan mencegah penyebaran virus COVID-19 di transportasi umum.

Sependapat dengan Sri, Pakar epidemiologi Universitas Airlangga Laura Navika Yamani menyatakan bahwa insiatif warga untuk melakukan tes secara mandiri harus didukung. Salah satunya dengan menekan biaya tes tersebut.

Sebab, saat ini tes gratis yang dilakukan pemerintah masih terbatas pada mereka yang dalam penelusuran kontak. “Minimnya jumlah tes berarti ada kemungkinan bahwa angka kasus sebenarnya lebih banyak dari yang tercatat,” ujarnya.

Berikut adalah Databoks yang menggambarkan rasio pelacakan kontak pasien Covid-19 di berbagai daerah:

Masalah di Daerah

Selain tingginya biaya tes, sejumlah laboratorium di daerah masih menghadapi kendala dalam melakukan tes untuk mendeteksi Covid-19. Salah satunya disampaikan petugas Laboratorium Kesehatan (Labkes) Provinsi Jambi yang bernama Nurlaini.

Dia mengatakan Labkes Jambi belum bisa melakukan pemeriksaan dengan metode polymerase chain reaction (PCR) lantaran ketiadaan mesin. "Kami lebih tertinggal karena kami belum ada sama sekali pemeriksaan PCR," kata Nurlaini dalam webinar yang diselenggarakan sejumlah pekerja laboratorium RI, Kamis (17/9) lalu.

Dia mengatakan pemeriksaan PCR di Jambi hanya mampu dilakukan di balai milik Balai Pengawas Obat dan Makanan (POM) Jambi. Labkes lalu menjalin kerja sama dengan POM untuk menempatkan lima tenaga kesehatan.

Belakangan, muncul pula masalah ketersediaan reagen dan bahan habis pakai (BHP) di laboratorium. Mereka pun harus meminta tambahan alat-alat tersebut kepada Satuan Tugas Percepatan Penanganan Covid-19.

Lantaran minimnya amunisi, Labkes Jambi hanya mampu melakukan upaya penelusuran (tracing) dengan tes cepat (rapid test). Dia juga mengakui bahwa sulitnya kondisi ini membuat kasus Covid-19 di wilayah tersebut sangat minim.

Berdasarkan data Gugus Tugas Covid-19 Provinsi Jambi hingga Selasa (22/9), total kasus positif Covid-19 mencapai 386 kasus. Dari data Kementerian Kesehatan, hingga 14 September, Provinsi Jambi hanya mampu memeriksa 98 orang per satu juta penduduk per pekan atau salah satu yang terendah di RI.

Rudiyanto, petugas Labkes Sulawesi Tengah menyampaikan masalah lainnya. Dia mengatakan kemampuan mesin PCR mereka hanya mampu memeriksa 14 sampel sekali beroperasi.

Dengan kapasitas tersebut, hasil pemeriksaan Covid-19 di Sulawesi Tengah maksimum 100 sampel per hari. Hasil tes dengan jumlah maksimum hanya bisa diperoleh bila para petugas laboratorium bekerja hingga malam. Sedangkan, bantuan alat PCR dari Satgas Penanganan Covid-19 belum juga diterima.

Pekerjaan semakin berat karena Labkes Sulawesi Tengah juga ikut memeriksa sampel dari kabupaten lain. "Kami bisa memberikan pelayanan pada teman-teman Sulawesi Barat, walau lambat karena PCR terbatas," ujar dia.

Hingga Selasa (22/9), total kasus positif di Sulawesi Tengah mencapai 321 kasus. Adapun angka tes per satu juta penduduk tiap minggu di Sulteng hingga 14 September hanya 42 orang.

Halaman:
Reporter: Rizky Alika
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...