Protokol Wisata saat Covid-19 Akan Dirilis, Atur Hotel dan Restoran

Rizky Alika
25 September 2020, 16:01
Sejumlah peserta berbaris di depan peralatan sarana kebersihan pada pencanangan Gerakan BISA (Bersih, Indah, Sehat dan Aman) di Kota Pekanbaru, Riau, Sellasa (4/8/2020). Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif meluncurkan Gerakan BISA berupa program pa
ANTARA FOTO/FB Anggoro/aww.
Sejumlah peserta berbaris di depan peralatan sarana kebersihan pada pencanangan Gerakan BISA (Bersih, Indah, Sehat dan Aman) di Kota Pekanbaru, Riau, Sellasa (4/8/2020). Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif meluncurkan Gerakan BISA berupa program padat karya untuk membantu ratusan pelaku pariwisata dan ekonomi kreatif terdampak wabah COVID-19, yang dipusatkan di lima destinasi wisata di Provinsi Riau.

Pemerintah akan menerbitkan protokol kesehatan dalam berwisata di tengah pandemi Covid-19. Protokol tersebut rencananya akan diluncurkan oleh Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Wishnutama Kusubandio di Pulau Bintan, Kepulauan Riau, Sabtu (26/9).

"Menparekraf meluncurkan Indonesia Care, yaitu standar operasi perhotelan dan restoran yang sesuai dengan standar kualifikasi Covid-19," kata Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto saat membuka Rapat Koordinasi Pimpinan Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (PC-PEN) di Laguna Golf Bintan, Kepulauan Riau, Jumat (25/9).

Dengan protokol kesehatan tersebut, ia berharap perhotelan dapat beroperasi dengan standar kesehatan Covid-19 yang telah disusun. "Ini semacam sertifikasi," ujar dia.

Selain itu, pemerintah bersama Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia akan meresmikan program Batam-Bintan-Karimun murah. Program tersebut merupakan leasing atau sewa guna usaha gratis selama lima tahun untuk 11 sektor.

Program tersebut juga telah dibicarakan dengan dengan 11 investor. Adapun, niai investasinya mencapai US$ 550 juta serta dapat menyerap tenaga kerja 1.500 orang.

Pada hari yang sama, pemerintah juga akan meninjau Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Galang Batang yang memiliki nilai investasi sebesar Rp 20 triliun. Targetnya, invetasi tersebut akan bertambah menjadi Rp 30 triliun.

Menurutnya, langkah tersebut merupakan salah satu upaya optimalisasi belanja pemerintah di sektor pariwisata. Pemerintah juga mendorong kegiatan meeting, incentive, convention, and exhibition (MICE) yang sesuai dengan protokol kesehatan di lokasi destinasi wisata.

Airlangga memastikan, rangkaian rapat ini diselenggarakan dengan mematuhi protokol kesehatan. Para peserta, pendamping, dan pendukung acara melakukan tes usap (swab test) atau tes cepat (rapid test) dengan hasil negatif atau non-reaktif.

Selain itu, seluruh peserta selalu menggunakan masker, menjaga jarak, dan mencuci tangan dengan sabun atau menggunakan penyanitasi tangan.

Dalam rapat tersebut, pemerintah juga mengevaluasi realisasi Program PC-PEN. Salah satunya, uji coba penegakan protokol kesehatan di 8 + 1 Provinsi berzona merah dinilai menunjukkan hasil yang baik.

Penegakan disiplin ini, lanjut dia, akan terus dipertahankan beberapa bulan ke depan, supaya zona merah menjadi kuning dan hijau.

Selain itu, pendekatan penerapan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) secara klaster juga mulai menghasilkan kemajuan. Oleh karenanya, isolasi akan dilaksanakan berdasarkan sumber penularan tanpa mengorbankan tempat lain.

“Kita belajar bahwa pendekatan one size fit all tidak tepat, karena memang setiap lokasi, klaster memang beda," ujarnya.

Di sisi lain, tingkat penyerapan anggaran Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) sudah mendekati 40% hingga pekan ini. Anggaran yang tingkat penyalurannya rendah akan segera direalokasi ke program lain yang tingkat penyerapannya sudah lancar.

Airlangga pun optimistis anggaran PEN sebesar Rp 695 triliun akan dapat terserap hingga 100% pada akhir tahun. 

Terpisah, Sekretaris Eksekutif I Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (PC-PEN) Raden Pardede sempat mengatakan, kesehatan menjadi kunci dalam pemulihan ekonomi yang berkelanjutan. Tanpa itu, upaya pemulihan ekonomi tak akan berjalan maksimal.

"Rasa aman dan rasa kepercayaan muncul, belanja ada, baru pemulihan ekonomi terjadi," kata Raden, Rabu (23/8).

Menurutnya, kepercayaan masyarakat untuk berpergian hingga berbelanja akan timbul bila kondisi kesehatan terjaga. Tanpa kesehatan, masyarakat, terutama kelompok menengah atas akan mengurangi konsumsi. Mereka akan cenderung menyimpan uangnya di bank.

Oleh karenanya, kepercayaan masyarakat belum pulih sepenuhnya selama masih ada persoalan pandemi. Ia juga mengakui bahwa upaya penanganan Covid-19 belum menunjukkan titik terang.

Di sisi lain, Raden menyatakan bahwa aspek ekonomi tidak bisa ditinggalkan. Oleh karena itu, pemerintah telah mengalokasikan anggaran PEN pada 2020 dan 2021. Anggaran ini terutama ditujukan sebagai jaring pengaman bagi masyarakat kelas menengah ke bawah.

Reporter: Rizky Alika
Editor: Pingit Aria

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...