Lebih dari 4.000 Nakes di Jawa Barat Sudah Divaksinasi

Image title
Oleh Doddy Rosadi - Tim Riset dan Publikasi
19 Januari 2021, 15:13
Vaksinator menyuntikan vaksin COVID-19 Sinovac ke dr. Ezra Oktaliansyah (kiri) di Rumah Sakit Hasan Sadikin (RSHS), Bandung, Jawa Barat, Kamis (14/1/2021). Kota Bandung, Bekasi, Bogor, Depok, Kota Cimahi, Kabupaten Bandung dan Kabupaten Bandung Barat menj
ANTARA FOTO/M Agung Rajasa/foc.

"Yang datang untuk divaksin tidak 100 persen seperti yang ditargetkan (pemerintah pusat) via SMS. Ini yang akan kita sinkronisasi dengan pemerintah pusat agar Pemerintah Daerah Provinsi Jabar diberi kewenangan lebih besar untuk mengelola siapa-siapa yang divaksin atau tidak, supaya kami mudah melacak," tutur Kang Emil.

"Karena datanya ada di pemerintah pusat, (siapa) yang tidak datang, kami tidak tahu. Karena kami tidak tahu, kami tidak bisa memberikan pertolongan apakah (mereka) tidak ada transportasi atau tidak diberi tahu. Ini yang akan dibenahi sebelum manajemen vaksinasi kepada masyarakat umum di tahap selanjutnya," tambahnya.

Ridwan Kamil menegaskan, vaksinasi merupakan opsi paling memungkinkan untuk mencapai kekebalan kelompok atau herd immunity demi menghentikan pandemi global Covid-19 di Tanah Air.

"Untuk mencapai kekebalan masyarakat ada tiga pintu. Pertama, vaksinasi sehingga bisa imun. Kedua, mohon maaf yang terpapar, setelahnya kebal (menjadi imun). Ketiga, diam di rumah, tidak ke mana-mana, sampai kekebalan masyarakat hadir. Pilihan ketiga repot secara sosial, maka pilih pintu pertama divaksin agar bisa berkegiatan seperti biasa," ujarnya.

Indonesia memulai program vaksinasi Covid-19 sejak 13 Januari lalu. Proses vaksinasi bisa dimulai setelah Badan Pengawas Obat dan Makanan ( POM) menerbitkan izin penggunaan darurat untuk vaksin Sinovac pada 11 Januari 2021.

Upaya ini diharapkan dapat menekan angka penularan virus Corona di Indonesia. Presiden Joko Widodo bersama beberapa elemen masyarakat, baik pejabat, tokoh agama, petugas kesehatan, perwakilan pengusaha, perwakilan guru, artis, buruh hingga pedagang pasar menjadi pertama yang mendapat vaksinasi. Proses pemberian vaksin setelahnya dilanjutkan di seluruh daerah di Tanah Air.

Hal ini tentu menjadi kabar baik dalam upaya mengentaskan pandemi Covid-19 yang sudah berlangsung selama kurang lebih 10 bulan di Indonesia. Namun yang harus diingat masyarkat, setelah mendapat vaksin bukan berarti kebal terhadap Covid-19. Ketua Indonesian Technical Advisory Group on Immunization (ITAGI) Prof Dr Sri Rezeki S Hadinegoro menjelaskan, perlu waktu bagi orang yang  divaksinasi untuk meningkatkan antibodi di dalam tubuh.

Oleh sebab itu,  menurut dia penting untuk tetap menerapkan protokol kesehatan setelah menerima vaksin sekalipun. Selain itu, dia mengingatkan juga kalau imunisasi baru efektif setelah vaksin tersebar luas. Oleh sebab itu dia juga mendorong tiap orang agar menerima vaksin begitu dapat kesempatan.

Halaman:

Masyarakat dapat mencegah penyebaran virus corona dengan menerapkan 3M, yaitu: memakai masker, mencuci tangan, menjaga jarak sekaligus menjauhi kerumunan. Klik di sini untuk info selengkapnya.
#satgascovid19 #ingatpesanibu #pakaimasker #jagajarak #cucitangan

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...