Cegah Klaster Keluarga Mampu Hapus Stigma Covid-19

Hanna Farah Vania
Oleh Hanna Farah Vania - Tim Riset dan Publikasi
30 Januari 2021, 12:05
DOA BERSAMA KELUARGA PRAMUGARI SRIWIJAYA AIR
ANTARA FOTO/Fikri Yusuf/aww.

Berdasarkan pengumpulan informasi Pandemic Talks, akun Instagram yang mengompilasi dan menyajikan data resmi soal pandemi, terdapat beberapa alasan yang menjadikan klaster keluarga sangat bahaya. Transmisi virus Corona sudah masuk ke satuan unit terkecil dalam sebuah lingkungan, yaitu keluarga. Selain itu, penularan akan sangat masif karena budaya sosial orang Indonesia yang mengutamakan silaturahmi dengan tatap muka.

Yang paling membahayakan, munculnya rasa takut karena stigma yang ada di sekitar. Hal ini dapat memperparah proses 3T (Tracing, Testing, Treatment) karena takut dikucilkan masyarakat sekitar. Situasi yang lebih parah, orang yang terpapar akan berperan menjadi spreader di lingkungan sekitar rumahnya.

Berdasarkan survei yang dilakukan oleh Lapor Covid-19 pada Agustus 2020 lalu, para penyintas mengalami beberapa perlakuan buruk yang disebabkan adanya stigma di masyarakat. 55,3 persen di antaranya diperbincangkan oleh lingkungan sekitar, 33,2 persen dikucilkan, dan 24,9 persen dijuluki sebagai penyebar atau pembawa virus.

Masih pada laporan yang sama, buruknya perlakuan tersebut muncul karena beberapa faktor. 43,1 persen di antaranya kurang mendapat informasi atau mengonsumsi informasi yang keliru. 42,5 persen lainnya cemas dengan adanya virus Corona.

Halaman:

Masyarakat dapat mencegah penyebaran virus corona dengan menerapkan 3M, yaitu: memakai masker, mencuci tangan, menjaga jarak sekaligus menjauhi kerumunan. Klik di sini untuk info selengkapnya.
#satgascovid19 #ingatpesanibu #pakaimasker #jagajarak #cucitangan

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...