Bola Panas Isu "Kudeta" AHY Mulai Membelah Internal Partai Demokrat
Secara terpisah, Wakil Sekretaris Jenderal Demokrat Ossy Dermawan menyinggung sosok Darmizal yang telah mundur dari partai tahun 2018 untuk bergabung menjadi relawan Jokowi. Namun belakangan kembali ikut campur dalam dinamika internal partai dan membela Moeldoko.
"Ada apa gerangan ? Biar publik yang menilainya," demikian cuit akun @OssyDermawan, Selasa (2/2).
Adapun ketua Majelis Tinggi Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono belum berkomentar secara langsung mengenai riak yang terjadi di partainya. Meski demikian, Presiden RI keenam itu sempat mencuit sepenggal kalimat berbau politik pada tanggal 31 Januari lalu.
Lewat cuitan di akun Twitternya, SBY mengajak penguasa berpolitik dengan beradab dan bermoral. “Kalau tidak bisa menjadi “the good’, janganlah menjadi “the ugly”,” cuitnya.
Kisruh Demokrat ini awalnya muncul usai AHY menggelar konferensi pers untuk menyampaikan rencananya menyurati Presiden Joko Widodo lantaran ada keterlibatan pejabat negara dalam pengambilalihan paksa tampuk kepemimpinan partai tersebut.
Tak hanya itu, ia menyampaikan ada lima orang pelaku gerakan yang terdiri dari satu kader Demokrat aktif, satu kader yang enam tahun tidak aktif, dan satu mantan kader yang sembilan tahun lalu diberhentikan karena menjalani hukuman akibat tindak pidana korupsi.
Ada pula satu kader Demokrat yang telah hengkang sejak tiga tahun lalu. “Sedangkan yang non kader adalah seorang pejabat tinggi pemerintahan yang sekali lagi sedang kami minta konfirmasi kepada Presiden,” kata Agus.
Selain Moeldoko dan Marzuki, beberapa nama yang terseret adalah mantan Bendahara Umum Demokrat M. Nazaruddin dan Anggota Komisi V DPR Jhoni Allen Marbun.
Moeldoko sendiri telah memberi konfirmasi terkait dugaan keterlibatannya dalam kudeta AHY. Awalnya ia menerima beberapa orang terkait Partai Demokrat untuk membahas pertanian, namun mereka malah menceritakan kondisi internal partai tersebut.
"Saya mantan Panglima TNI dan tak terbatas (bergaul) dengan siapapun. Mereka datang berbondong-bondong saya terima tapi konteksnya apa tidak mengerti," kata Moeldoko.