Terapi Plasma Konvalesen Efektif 72 Jam Pasca Pasien Sesak Napas

Image title
Oleh Doddy Rosadi - Tim Riset dan Publikasi
6 Februari 2021, 09:45
Warga mengikuti 'screening' donor plasma konvalesen di halaman kantor PT Surabaya Industrial Estate Rungkut (SIER), Surabaya, Jawa Timur, Selasa (2/2/2021). Kegiatan yang diikuti puluhan orang penyintas COVID-19 itu guna membantu pasien-pasien COVID-19
ANTARA FOTO/Didik Suhartono/foc.

Pertama, dokter yang merawat pasien, memberi surat permohonan plasma ke PMI. Kemudian, keluarga pasien membawa surat tersebut beserta berkas yang melengkapinya ke PMI. Dari PMI, pasien akan mendapatkan plasma yang sesuai golongan darah.

“Harus ke PMI karena untuk keamanan penerima. Di PMI dilakukan berbagi proses untuk pengambilan plasma, sertifikasinya sudah lengkap, proses untuk screening terhadap infeksi menular melalui transfusi darah itu di-screening di PMI. Jadi, plasma yang diberikan di PMI benar-benar aman untuk penerima,” jelas Monica.

Secara umum, kriteria pendonor plasma adalah orang yang pernah menderita Covid-19, dengan menyertakan surat terkonfirmasi positif Covid-19 melalui swab PCR. Selain itu, orang tersebut sudah 14 hari bebas dari gejala Covid-19 dan dinyatakan sembuh dari virus corona dengan membawa surat terkonfirmasi negatif Covid-19 melalui swab PCR.

Ada juga beberapa persyaratan lainnya yaitu usia pendonor harus berusia 18 sampai 60 tahun, tidak ada penyakit penyerta atau komorbid dan pendonor harus dalam keadaan sehat. Pendonor pun diutamakan laki-laki.

“Diutamakan laki-laki bukan berarti perempuan enggak boleh. Diutamakan laki-laki yang belum pernah menerima transfusi darah sebelumnya. Kalau pun perempuan, diutamakan yang belum pernah hamil, keguguran dan menerima transfusi sebelumnya, karena ada satu faktor yang disebut HLA yaitu Human Leukocyte Antigen,” tutur Monica.

“HLA ini berhubungan dengan faktor risiko alergi pada paru-paru yang berat. Itu yang merupakan efek samping dari transfusi plasma. Tapi, efek samping ini sudah diminimalisasikan dan dihilangkan sejak awal dengan screening donor,” katanya

Menurut Monica, hal yang harus dilakukan setelah itu adalah melihat kadar antibodi di dalam plasma, apakah sudah tercukupi atau belum. Donor plasma yang paling bagus adalah 3 sampai 4 bulan. Sebab, pada saat itu kadar antibodinya paling tinggi.

“Efek sampingnya itu frekuensinya 1 banding 5 ribu. Jadi, dari 5 ribu orang, ada satu yang kemungkinan ada reaksi alergi mulai dari ringan sampai ke paru-paru. Tapi, yang alergi berat paru-paru sudah diminimalisasi dengan persyaratan donor yang tadi,” ucap Monica.

Halaman:

Masyarakat dapat mencegah penyebaran virus corona dengan menerapkan 3M, yaitu: memakai masker, mencuci tangan, menjaga jarak sekaligus menjauhi kerumunan. Klik di sini untuk info selengkapnya.
#satgascovid19 #ingatpesanibu #pakaimasker #jagajarak #cucitangan

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...