PBB dan AS Kecam Tindakan Represif Aparat kepada Demonstran di Myanmar

Ameidyo Daud Nasution
10 Februari 2021, 16:48
myanmar, asean, asia tenggara, kudeta
ANTARA FOTO/REUTERS/Stringer/HP/sa.
Stringer . S Polisi menembakkan meriam air ke arah pengunjuk rayang melakukan demonstrasi menentang kudeta militer dan menuntut pembeba pemimpin terpilih Aung San Suu Kyi, di Naypyitaw, Myanmar, Sela(9/2/2021).

Bahkan pegawai pemerintah dan polisi turut dalam demonstrasi tersebut. Di Napyitaw, ratusan pegawai negeri berbaris mendukung pembangkangan sipil. Sedangkan di Negara Bagian Kayah, sekolompok polisi bergabung dengan seragam dengan tanda ‘Kami tak ingin kediktatoran,’.

Meski tak ada laporan kekerasan lebih lanjut pada Rabu (9/2), namun tentara mengambilalih sebuah klinik di Naypyitaw. Fasilitas kesehatan tersebut merawat pengunjuk rasa yang terluka.

Adapun di Mandalay, sejumlah pengunjuk rasa terluka usai aparat menggunakan meriam air dan menangkap puluhan orang.  Sedangkan empat polisi terluka ketika mencoba membubarkan pengunjuk rasa.

Meski demikian, akademisi memperkirakan Myanmar tak akan terisolasi dengan tekanan Barat. Ini lantaran negara seperti Tiongkok, India, Jepang, hingga tetangga mereka di Asia Tenggara tak memutus hubungan diplomatik.

“AS dan negara Barat lainnya akan memberikan sanksi, tetapi kudeta ini dan konsekuensinya akan menjadi cerita Asia, bukan cerita Barat,” kata dosen senior hubungan internasional di Sekolah Studi Oriental dan Afrika (SOAS), London yakni Avinash Paliwal.

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...