Jokowi: Bencana Harus Diantisipasi, Jangan Saling Menyalahkan

Rizky Alika
3 Maret 2021, 17:45
Foto udara kondisi sebuah desa yang luluh lantak akibat banjir bandang di Kabupaten Hulu Sungai Tengah, Kalimantan Selatan, Minggu (24/1/2021). Berdasarkan data terbaru dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Kalimantan Selatan pada Mingg
ANTARA FOTO/Bayu Pratama S/foc.
Foto udara kondisi sebuah desa yang luluh lantak akibat banjir bandang di Kabupaten Hulu Sungai Tengah, Kalimantan Selatan, Minggu (24/1/2021). Berdasarkan data terbaru dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Kalimantan Selatan pada Minggu (24/1/2021), bencana alam banjir di 11 Kabupaten/Kota di Kalimantan Selatan mengakibatan sebanyak 113.420 warga mengungsi serta berdampak pada 628 sekolah, 609 tempat ibadah, 75 jembatan, 99.258 rumah dan 46.235 hektare lahan sawah.

Sementara, fasilitas yang sudah dibangun perlu dilakukan evaluasi terhadap standar ketahanan gempa. Bila tidak sesuai standar, penguatan bangunan harus dilakukan. Dengan demikian, korban bencana alam bisa diminimalisir.

Di sisi lain, kebijakan pusat dan daearah harus terintegrasi untuk mengurangi risiko bencana. Ego sektoral dan ego daerah harus dihilangkan.

"Semuanya saling mengisi. Tidak boleh ada yang merasa kalau ini bukan tugasnya, bukan tugas saya. Hati-hati, ini bencana," ujar dia.

Selanjutnya, manajemen tanggap darurat harus dilakukan dengan cepat. Sebab, kecepatan penanganan bencana akan menjadi penilaian masyarakat.

Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Doni Monardo mengatakan, setiap kejadian bencana selalu diikuti dengan kehilangan harta benda dan korban jiwa. Menurut Menteri Keuangan, rata-rata kerugian ekonomi akibat bencana mencapai Rp 22,8 triliun per tahun.

"Belum lagi jika melihat statistik korban jiwa akibat bencana dalam 10 tahun terakhir. Rata-rata 1.183 jiwa meninggal akibat bencana," kata Doni.

Pemerintah pun melakukan sinergi dengan pemerintah daerah, TNI dan Polri untuk melakukan upaya pencegahan, mitigasi, dan kesiapsiagaan. Selain itu, pembangunan dilakukan berdasarkan rencana pengurangan risiko bencana.

Kemudian, pemerintah jugamelibatkan pakar untuk memprediksi adanya ancaman, memperkuat sistem peringatan dini, menyusun rencana kontijensi, serta edukasi dan pelatihan kebencanaan.

Halaman:
Reporter: Rizky Alika
Editor: Pingit Aria
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...