BKPM: Nikel Jadi Peluang Emas RI Usai Masa Jaya Kayu dan Batu Bara

Rizky Alika
25 Maret 2021, 17:59
bkpm, nikel, investasi
ANTARA FOTO/Nova Wahyudi
Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia bersiap mengikuti rapat kerja dengan Komisi VI DPR di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis (7/11/2019). Bahlil mengatakan nikel menjadi kesempatan emas kejayaan industri RI usai sejumlah komoditas seperti kayu dan batu bara.

Oleh karena itu, pemerintah mendorong industri baterai mobil listrik di Indonesia. Saat ini, sudah ada sejumlah industri yang berencana menanamkan dananya di Tanah Air.

Salah satunya, LG yang berminat investasi industri baterai terintegrasi senilai US$ 9,8 miliar. Kemudian, perusahana Tiongkok yakni Contemporary Amperex Technology Co., Limited (CATL) bakal membangun industri baterai terintegrasi senilai US$ 5,2 miliar.

Selanjutnya, ada BASF yang berminat membangun industri prekursor dan katoda serta Tesla yang membangun industri baterai untuk penyimpanan energi. Indonesia pun diperkirakan bakal menjadi negara pengekspor komoditas bernilai tambah tinggi.

Investasi yang bakal masuk itu didukung oleh regulasi Undang-Undang Cipta Kerja. "Dengan UU Cipta Kerja, semua perizinan berbasis elektronik itu bermuara ke OSS (Online Single Submission), itu terkontrol semua," ujar Bahlil.

Sedangkan Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia Rosan P. Roeslani berharap sumber daya alam seperti nikel bisa menciptakan industri dengan jumlah lapangan kerja tinggi. Ini lantaran penanaman modal di Indonesia didominasi kegiatan padat modal dan bukan padat karya.

Rosan menyampaikan, pada 2016, setiap investasi Rp 1 triliun mampu menyerap setidaknya 2.200 tenaga kerja. Namun tiga tahun kemudian hanya 1.300 pekerja terserap dengan nilai investasi yang sama. “Oleh sebab itu hilirisasi dilakukan dan manfaatnya tidak hanya nilai tapi kepada sumber daya manusia,” kata Rosan.  

Halaman:
Reporter: Rizky Alika
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...