Lima Faktor yang Mempengaruhi Tercapainya Target Vaksinasi
Indonesia sendiri sempat menghadapi kendala pada pertengahan Januari lalu terkait distribusi vaksin. Sebab terdapat delapan provinsi yang tidak bisa langsung terima dosis karena terkendala kapasitas rantai dingin yang belum memadai.
“Kami terus berkoordinasi dengan kepala dinas kesehatan. Kami khawatir ini baru batch 1,2 juta dosis, kalau kita kirim sisanya bacth 1,8 juta dosis lebih besar tekanannya. Apalagi nanti kita kirim yang 17 juta dosis,” kata Menteri Kesehatan Budi Gunadi pada rapat kerja dengan Komisi IX DPR tentang ketersediaan vaksin dan pelaksanaan vaksinasi Covid-19 (12/1).
Keempat, adanya tenaga vaksinator yang dipersiapkan dengan matang. Pada pertengahan Januari, Kemenkes menyebutkan telah terdapat 31 ribu vaksinator yang siap melaksanakan penyuntikan vaksin.
Di sisi lain, Ermi menyebutkan bahwa cakupan vaksinasi harian di Indonesia masih di bawah 100 ribu suntikan. Oleh karenanya, jumlah vaksinator dan logistik berdasarkan taget harian yang akan divaksinasi harus dipastikan konsisten tersedia hingga 2022 mendatang.
Kelima, kesiapan masyarakat dan komunikasi risiko menjadi aspek penting pada kelancaran proses vaksinasi. Berdasarkan survei Katadata Insight Center (KIC) yang bertajuk “Survei Kesediaan Divaksinasi Covid-19”, memperlihatkan terdapat 46% masyarakat yang belum memutuskan dan tak bersedia divaksinasi. Sedangkan, dari 5.341 responden dalam keadaan belum divaksin, terdapat 54% masyarakat yang bersedia divaksinasi.
Masyarakat dapat mencegah penyebaran virus corona dengan menerapkan 3M, yaitu: memakai masker, mencuci tangan, menjaga jarak sekaligus menjauhi kerumunan. Klik di sini untuk info selengkapnya.
#satgascovid19 #ingatpesanibu #pakaimasker #jagajarak #cucitangan