Kasus Covid-19 Tinggi, WNA dari India Dilarang Masuk RI Mulai 25 April

Agatha Olivia Victoria
23 April 2021, 14:11
India, WNA dari India, WNA dari india dilarang masuk, India, covid-19 di India
ANTARA FOTO/REUTERS/Danish Siddiqui/AWW/sa.
Ilustrasi. India tengah dilanda gelombang kedua Covid-19 yang lebih parah dibandingkan tahun lalu. Tambahan kasus harian menembus 300 ribu.

Pemerintah melaporkan kasus corona di Indonesia bertambah 6.243 kasus pada Kamis (22/4). Dengan begitu, total kasusnya menjadi 1.626.812 kasus. Sebanyak 1.481.449 orang di antaranya telah dinyatakan sembuh (91.06%) dan 44.172 orang meninggal dunia (2.72%), sementara sisanya masih menjalani perawatan.

Melansir CNBC, India mencatat lebih dari 314 ribu kasus baru pada Kamis (22/4) sehingga total kasus mencapai 15,9 juta sejak pandemi dimulai. Dalam 24 jam terakhir, tercatat 2.104 orang meninggal dunia sehingga total kematian mencapai 184.657 orang.

Tragedi gelombang kedua Covid-19  ini terjadi hanya selang dua bulan sejak negara produsen vaksin Covid-19 terbesar dunia ini bersuka ria karena berhasil mengendalikan penyebaran virus. Pemerintah yang tak memiliki persiapan karena mengira pandemi terburuk telah berakhir menimbulkan kemarahan warga.

Gelombang pertama infeksi Covid-19 di India memuncak pada September setelah karantina nasional tahun lalu pada akhir Maret hingga Mei yang memukul perekonomian negara tersebut. Kasus mulai meningkat kembali pada Februari akibat kerumunan besar dengan orang-orang tanpa masker berkumpul untuk festival keagamaan dan demonstrasi politik.

Para ahli mengatakan bahwa peningkatan pesat ini menunjukkan penyebaran Covid-19 yang lebih cepat pada gelombang kedua. Dr A Fathahudeen, yang merupakan bagian dari gugus tugas Covid di negara bagian Kerala, mengatakan kenaikan itu tak sepenuhnya tidak terduga.

India lengah ketika infeksi harian pada Januari turun menjadi kurang dari 20 ribu, dari puncaknya yang mencapai lebih dari 90 ribu pada September. Pertemuan keagamaan yang besar, pembukaan kembali sebagian besar tempat umum dan rapat umum pemilihan yang ramai disalahkan atas kenaikan tersebut. "Ada tanda-tanda peringatan di Februari tapi kami tidak bertindak bersama," kata Fathahudeen dikutip dari BBC.

Halaman:
Reporter: Agatha Olivia Victoria
Editor: Agustiyanti
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...