Bipang Ambawang Makanan Khas Kalimantan yang Mendadak Viral

Siti Nur Aeni
17 Juni 2021, 11:30
Bipang Ambawang Makanan Khas Kalimantan yang Mendadak Viral
ANTARA FOTO/Kornelis Kaha/aww.
Ilustrasi. Seorang pria menunjukkan daging yang sudah matang dengan cara diasap salah satu restoran yang menyediakan makanan daginig Se'i atau daging asap di Kota Kupang, NTT, Rabu (26/5/2021).

Sebenarnya banyak di antara penjual bipang yang juga menjual makanan olahan dari daging babi lain seperti babi putar, babi asal, lemak babi, sampai snack olahan dari babi. Akan tetapi, bipanglah yang paling sering dicari karena memiliki cita rasa yang tidak biasa. Penjual bipang menyadari bahwa makanan ini tidak halal, sehingga mereka tidak menjualnya pada umat muslim yang dilarang mengkonsumsi makanan berbahan baku babi.

Berapa Harga Bipang Ambawang?

Viralnya video pidato tersebut membawa berkah kepada penjual bipang karena mendapatkan endors langsung dari presiden yang membuat penjualan mereka naik drastis bahkan sampai di luar Kalimantan Barat. Harga bipang Ambawang untuk satu porsi biasa dijual sekitar Rp 50.000, sedangkan per ekornya bisa mencapai Rp 2 juta. Harga tersebut tentu bukan yang pasti, karena setiap penjual memiliki range harga yang berbeda-beda. Ada penjual yang menjajakan bipang dalam jumlah per porsi, ada juga yang menjualnya per ekor dan harus dipesan sehari sebelumnya.

Klarifikasi Soal Bipang Ambawang

Sebagai kepala negara, ucapan seorang presiden memang akan selalu membawa respons dari masyarakatnya. Tak terkecuali dengan isi pidato Presiden Joko Widodo pada peringatan Hari Bangga Buatan Indonesia yang diselenggarakan oleh Kementerian Perdagangan. Banyak netizen yang berpendapat bahwa makanan tersebut kurang tepat untuk dipromosikan pada saat Ramadhan serta menjelang hari Raya Idul Fitri.

Merespons hal tersebut, juru bicara presiden, Fadjroel Rachman, melalui sosial media twitter, menulis bahwa Presiden Jokowi tidak bermaksud untuk merekomendasikan makanan tersebut yang jelas-jelas haram untuk dimakan umat muslim apalagi di momen menjelas Idul Fitri. Sementara itu Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi berpendapat berbeda. Menurut beliau, kita semua harus memandang segala sesuatu dari konteksnya secara utuh.

Beliau juga menjelaskan bahwa pidato tersebut disampaikan pada peringatan Hari Bangga Buatan Indonesia, sehingga contoh kuliner yang disebutkan dalam pidato menggambarkan bahwa kuliner di Indonesia sangat beragam yang disediakan untuk konsumen yang juga beragam. Akan tetapi, selaku penanggung jawab acara juga tetap meminta maaf apabila isi pidato tersebut menimbulkan multitafsir dan kesalahpahaman.

Terlepas dari polemik yang ada, ucapan Jokowi sukses membuat pedagang bipang mendapatkan omzet yang tinggi. Hal tersebut tentu saja menjadi berita baik, karena di tengah pandemi seperti saat ini tak jarang pedagang mengalami penurunan penghasilan.

Dengan meningkatnya pendapatan, harapannya usaha yang dijalankan dapat terus berlanjut dan makanan khas yang sudah menjadi kearifan lokal ini tetap lestari serta dapat dikonsumsi oleh mereka yang diperbolehkan mengkonsumsi bipang Ambawang tersebut.

Halaman:
Editor: Redaksi
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...