Insiden Hotel Yamato, Aksi Legendaris Perobekan Bendera Belanda

Image title
25 Agustus 2021, 10:45
Rekonstruksi perobekan bendera di hotel Majapahit (14/9/2017). Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya melalui Dinas Kebudayaan dan Pariwisata mengadakan teatrikal mengenai insiden Hotel Yamato.
Humas Pemkot Surabaya
Rekonstruksi perobekan bendera di hotel Majapahit (14/9/2017), pada zaman dahulu Hotel Yamato.

Perjanjian tersebut diresmikan pada tanggal 24 Agustus 1945 berisi kesepakatan bahwa Belanda dapat kembali menjajah Indonesia. Berdasarkan kesepakatan dengan Inggris tersebut, Belanda mengirim H.J. Van Mook untuk kembali menegakkan kekuasaan di Indonesia.

Pada tanggal 18 September 1945, Belanda mengirim Allied Forces Netherlands East Indies (AFNEI) yang yang dipimpin W.V.Ch Ploegman. Mereka tiba bersama pasukan Sekutu (Inggris) dan Palang Merah Internasional (Intercross) dari Jakarta ke Surabaya.

Terjadinya Insiden Hotel Yamato

Presiden Soekarno mengumumkan pada tanggal 31 Agustus 1945 bahwa mulai tanggal 1 September 1945, bendera merah putih harus dikibarkan di seluruh wilayah Indonesia, termasuk Surabaya.

Asmadi dalam buku Pelajar Pejuang menjelaskan bahwa pasca kemerdekaan dan kekalahan Jepang, tentara Sekutu memberikan status Quo kepada Jepang dan diberi tugas untuk memelihara ketertiban umum dan keamanan di Indonesia sampai tentara Sekutu tiba untuk mengambil alih kekuasaan di Indonesia.

Pada tanggal 19 September 1945, AFNEI datang ke Surabaya untuk mengurus tentara Jepang dan tawanan perang Belanda. Mereka menggunakan Hotel Yamato sebagai markas. Menurut R.S. Achmad dalam buku Surabaya Bergolak, penyambutan Belanda secara resmi dilakukan oleh Jepang. Penyambutan tersebut menunjukkan bahwa Jepang tidak mengakui pemerintahan Republik Indonesia di Surabaya.

Belanda juga datang tanpa berkomunikasi dengan pemerintahan Republik Indonesia semakin memperburuk citra Belanda di mata masyarakat. Masyarakat Surabaya menganggap Belanda bertindak kurang ajar karena tidak menghubungi pihak Indonesia saat mereka tiba di Surabaya.

Begitu penyambutan selesai dilaksanakan, Mr. Ploegman dari pasukan Belanda mengibarkan bendera merah putih biru di atas tiang bendera Hotel Yamato. Warga Surabaya yang melihat hal tersebut menjadi marah. Muncul kerumunan massa di sekitar Hotel Yamato.

Berdasarkan buku Seratus Hari di Surabaya yang Menggemparkan Indonesia karya Ruslan Abdulgani, masyarakat Surabaya langsung mengepung Hotel Yamato dan menuntut agar bendera Belanda diturunkan. Namun, tuntutan tersebut tidak didengar oleh pihak Belanda.

Masyarakat yang marah menerobos masuk dan terjadi perkelahian. Terdapat banyak korban yang terluka. Bahkan, beberapa pejuang Indonesia turut gugur dan Mr. Ploegman yang mengibarkan bendera Belanda turut tewas.

Kekuatan warga Surabaya mampu menguasai Hotel Yamato dan mencapai tiang bendera. Sampai di tiang, bendera Belanda tersebut diturunkan oleh pemuda-pemuda yang menaiki atap hotel dan bagian birunya disobek sehingga menjadi merah putih dan dikibarkan kembali.

Insiden Hotel Yamato tersebut merupakan titik pemicu terjadinya Pertempuran Surabaya. Pada tanggal 27 Oktober 1945 terjadi pertempuran pertama antara Indonesia melawan tentara Inggris.

Halaman:
Editor: Redaksi
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...