Mengenal Model Pembelajaran Aktif Discovery Learning

Image title
5 Oktober 2021, 14:42
Mengenal Model Pembelajaran Aktif Discovery Learning
ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A/foc.
Sejumlah murid mengerjakan soal Penilaian Akhir Tahun (PAT) saat menjalani uji coba pembelajaran tatap muka (PTM) tahap 2 di SDN Kebayoran Lama Selatan 17 Pagi, Jakarta, Rabu (9/6/2021). Dinas Pendidikan DKI Jakarta menggelar uji coba pembelajaran tatap muka tahap 2 yang diikuti 226 sekolah.

1. Fase Stimulasi dapat dilakukan dengan kegiatan pembelajaran dimulai dengan guru mengajukan pertanyaan, contoh-contoh atau referensi lainnya, dan penjelasan singkat yang mengarah pada persiapan pemecahan masalah.
Tahap ini berfungsi untuk menyiapkan kondisi belajar yang dapat membantu siswa dalam mengeksplorasi bahan ajar. Siswa dihadapkan dengan pertanyaan atau persoalan relevan untuk menumbuhkan keinginan untuk menyelidiki dan mencari tahu sendiri jawabannya.

2. Fase identifikasi masalah dapat dicoba dengan memulai dari guru yang memberi kesempatan kepada siswa untuk memberikan pendapat atau jawaban sementara terkait dengan topik pembahasan.

3. Fase pengumpulan data dimulai dengan memberikan kesempatan siswa mengumpulkan informasi relevan sebanyak-banyaknya. Ini untuk membuktikan apakah jawaban sementara yang mereka berikan sudah tepat atau belum. Hal ini dapat dilakukan dengan membaca buku atau sumber daring, mengamati objek, eksperimen dan hal lainnya yang masih sejalan dengan proses belajar mengajar.

4. Fase pengolahan data, dalam fase ini terdapat kegiatan pengolahan informasi yang didapatkan baik melalui pengumpulan data, kemudian menafsirkannya.

5. Fase pembuktian memiliki kegiatan presentasi atas hasil pengolahan informasi masing-masing kelompoknya di hadapan para siswa. Siswa yang lain diberikan kesempatan untuk memberikan tanggapan, kritik dan saran, serta pertanyaan.

6.Fase generalisasi memberikan kesempatan pada siswa untuk menarik kesimpulan dengan bimbingan dan tuntunan guru. Tuntunan tersebut dapat menjadi hasil yang dipresentasikan untuk mendapatkan suatu gambaran umum atau jawaban atas persoalan yang dihadapi dan disetujui oleh setiap kelompok.

7. Fase penutup, adalah proses terakhir yang berisi ulasan kembali materi yang telah dipelajari bersama-sama oleh siswa dan memberikan koreksi jika diperlukan serta rekomendasi dari proses pembelajaran yang telah dilaksanakan.

Kelebihan dan Kelemahan Discovery Learning

Setelah memahami mengenai pengertian dan hasil langkah Discovery Learning, terdapat kelebihan dan kekurangan dari model pembelajaran ini, antara lain:

Kelebihan Discovery Learning:

  • Membantu peserta didik untuk mengembangkan, kesiapan, serta penguasaan keterampilan dalam proses kognitif.
  • Peserta didik memperoleh pengetahuan secara individual sehingga dapat dimengerti dan mengendap dalam pikirannya;
  • Dapat membangkitkan motivasi dan gairah belajar peserta didik untuk belajar lebih giat lagi;
  • Memberikan peluang untuk berkembang dan maju sesuai dengan kemampuan dan minat masing-masing;
  • Memperkuat dan menambah kepercayaan pada diri sendiri dengan proses menemukan sendiri karena pembelajaran berpusat pada peserta didik dengan peran guru yang sangat terbatas.

Kelemahan Discovery Learning:

  • Siswa harus memiliki kesiapan dan kematangan mental, siswa harus berani dan berkeinginan untuk mengetahui keadaan sekitarnya dengan baik. Terkadang terhitung sangat sulit untuk mewujudkannya.
  • Dalam keadaan di kelas gemuk atau yang memiliki jumlah siswa terlalu banyak, metode ini tidak akan mencapai hasil yang memuaskan. Guru akan kesulitan untuk benar-benar memperhatikan proses pembelajaran setiap murid.
  • Guru dan siswa yang sudah sangat terbiasa dengan PBM gaya lama, akan mengecewakan dalam menerapkan metode Discovery Learning.
  • Ada kritik yang menyatakan proses dalam model Discovery Learning terlalu mementingkan proses pemahaman, sementara perkembangan sikap dan keterampilan siswa dikhawatirkan kurang menjadi sorotan.

Tujuan Pelaksanaan Model Pembelajaran Discovery Learning

Model pembelajaran ini memiliki tujuan spesifik, antara lain:

  • Siswa memiliki kesempatan untuk terlibat secara aktif dalam pembelajaran. Kenyataan di lapangan juga menunjukkan bahwa partisipasi banyak siswa dalam pembelajaran meningkat ketika model pembelajaran ini digunakan.
  • Siswa belajar menemukan pola dalam situasi konkret maupun abstrak, juga siswa banyak meramalkan (extrapolate) informasi tambahan yang diberikan.
  • Siswa belajar merumuskan strategi tanya jawab yang tidak rancu dan menggunakan tanya jawab sebagai alat untuk memperoleh informasi yang bermanfaat dalam menemukan pengetahuan.
  • Membantu siswa membentuk cara kerja bersama yang efektif, saling membagi informasi, serta mendengar dan mengaplikasikan ide-ide orang lain.
  • Terdapat beberapa fakta yang menunjukkan bahwa keterampilan-keterampilan, konsep-konsep dan prinsip-prinsip yang dipelajari melalui Discovery Learning lebih bermakna. Keterampilan yang dipelajari dalam situasi belajar penemuan dalam beberapa kasus, lebih mudah ditransfer untuk aktivitas baru dan diaplikasikan dalam situasi belajar yang baru pula.

Pandangan Pemerintah atas Discovery Learning

Pemerintah melalui Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan juga memberikan penjelasan mengenai implementasi Kurikulum 2013 yang dikutip dari Permendikbud Nomor 22 Tahun 2016 tentang Standar Proses menggunakan tiga model pembelajaran yang diharapkan dapat membentuk perilaku saintifik, sosial serta mengembangkan rasa keingintahuan. Ketiga model tersebut antara lain:

(1) Model Pembelajaran Melalui Penyingkapan/Penemuan (Discovery/Inquiry Learning),

(2) model Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem-based Learning/PBL),

(3) Model Pembelajaran Berbasis Proyek (Project-based Learning/PJBL).

Selain ketiga model yang tercantum dalam Permendikbud Nomor 22 Tahun 2016, guru juga diperbolehkan untuk mengembangkan pembelajaran di kelas dengan menggunakan model pembelajaran yang lain, seperti Cooperative Learning yang mempunyai berbagai metode seperti: Jigsaw, Numbered Head Together (NHT), Make a Match, Think-Pair-Share (TPS), Example not Example, Picture and Picture, dan lainnya.

Dari proses pembelajaran menggunakan model Discovery Learning diharapkan para siswa dapat mengeksplorasi dan menemukan pemecahan masalah atas pengetahuan. Sentra pembelajaran ada pada siswa dan tujuan dari pembelajaran adalah proses integrasi antara pengetahuan baru yang diberikan dan pengetahuan sebelumnya yang sudah mapan, dalam benak siswa.

Halaman:
Editor: Safrezi
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...