Apa Itu Konsep Segitiga Endemi Covid-19?

Dini Hariyanti
13 November 2021, 07:00
Pengendara melintas di depan mural bertema COVID-19 di kawasan Jalan Nusantara, Makassar, Sulawesi Selatan, Senin (1/11/2021).
ANTARA FOTO/Abriawan Abhe
Pengendara melintas di depan mural bertema Covid-19 di kawasan Jalan Nusantara, Makassar, Sulawesi Selatan, Senin (1/11/2021).

Vaksinasi virus corona hingga penerapan protokol kesehatan merupakan bagian penting dari upaya penanganan Covid-19 di Indonesia. Namun ada aspek lain yang juga perlu dipahami masyarakat, khususnya soal konsep segitiga endemi atau epidemi.

Mengutip dari laman Fakultas Kesehatan Universitas Airlangga, penyebaran suatu penyakit memiliki beberapa tingkatan. Penyakit endemi berkembang menjadi epidemi. Jika penyebarannya meluas hingga seluruh dunia, maka itu disebut pandemi.   

Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito menjelaskan, konsep segitiga endemi atau epidemi menggambarkan bentuk interaksi tiga faktor penularan Covid-19 yang terdiri dari agen, inang, dan lingkungan. 

“Ketiganya saling terkait dan memengaruhi. Penularan Covid-19 pada populasi tergantung kepada banyaknya interaksi antara agen, inang, dan kondisi lingkungan,” katanya beberapa waktu lalu. 

Yang dimaksud agen adalah penyebab penyakit Covid-19 atau virus SARS-CoV-2. Karakteristik dan kemampuan virus ini dipengaruhi tiap strain yang dimiliki varian virus tersebut.

Sementara itu, inang ialah organisme yang terserang virus corona yang sejauh ini ditemukan pada hewan maupun manusia. Khusus penularan dari manusia ke manusia terjadi melalui droplet

Adapun kecenderungan terinfeksi dan keparahan gejala yang dirasakan oleh masing-masing individu dipengaruhi oleh imunitas spesifik dari tubuh, umur, dan riwayat penyakit. 

Sementara itu, yang dimaksud dengan faktor lingkungan yakni faktor eksternal yang bisa meningkatkan penularan. Contohnya adalah laju kasus yang ada, kepadatan penduduk, kebijakan pemerintah, serta mobilitas maupun aktivitas masyarakat. 

Mengutip laman Covid-19.go.id, Wiku mengatakan, dibutuhkan antisipasi terhadap setiap faktor penularan Covid-19. Hal ini bisa dilakukan dengan menyusun berbagai kebijakan yang bertujuan mengurangi peluang penularan sebesar-besarnya.

Kebijakan-kebijakan yang dimaksud tersebut khususnya adalah program percepatan vaksinasi, pemberlakukan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM), penerapan protokol kesehatan, dan upaya 3T (testing, tracing, treatment). 

“Berbagai pihak harus bekerja sama dukung 3T. Khusus testing misalnya, laboratorium rujukan pemeriksaan virus corona yang terdaftar di Kemenkes, bertanggung jawab memberi layanan berkualitas,” ujar Wiku.

Dari sisi produsen, mereka bisa melakukan pengawasan dan evaluasi terhadap kualitas testing kit secara berkala agar terjaga akurasinya. Hasil pemantauan dan evaluasi alat tes yang digunakan berkala juga harus disampaikan secara transparan.

“Masyarakat juga bisa berperan dengan cermat memilih jasa penyedia layanan testing, yakni yang memiliki izin dari Kementerian Kesehatan,” tutur Wiku. 

Masyarakat dapat mencegah penyebaran virus corona dengan menerapkan 3M, yaitu: memakai masker, mencuci tangan, menjaga jarak sekaligus menjauhi kerumunan. Klik di sini untuk info selengkapnya.
#satgascovid19 #ingatpesanibu #pakaimasker #jagajarak #cucitangan

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...