Cegah Varian Baru Corona, Pemerintah Belum Larang Pelawat dari Afrika

Image title
Oleh Maesaroh
27 November 2021, 13:15
virus corona, Covid-19, virus, WHO, penerbangan
ANTARA FOTO/Fikri Yusuf/nz
Suasana lengang area konter 'check in' Terminal Internasional saat hari pertama pembukaan kembali penerbangan internasional di Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai, Badung, Bali, Kamis (14/10/2021).

Dalam keterangannya, Presiden AS Joe Biden mengtakan larangan kedatangan adalah bentuk dari kehati-hatian untuk mencegah penyebaran varian baru Covid-19 yang belum banyak diketahui tersebut.

Amerika Serikat adalah salah satu dari negara yang telah mengambil kebijakan untuk melarang pendatang dari wilayah Afrika masuk ke negara mereka.

 Langkah tersebut juga diambil oleh Eropa dan beberapa negara lain.  Sejumlah negara memutuskan untuk membatasi kedatangan dari wilayah Afrika menyusul merebaknya varian baru.

Beberapa negara yang sudah mengambil kebijakan di antaranya adalah:
- Australia
Menutup perbatasan untuk pendatang negara manapun yang baru saja kembali dari wilayah selatan benua Afrika. 
Warga Australia yang baru saja kembali dari wilayah selatan Afrika harus melakukan karantina selama 14 hari.

-Brasil
-Menutup perbatasan untuk pendatang dari Afrika Selatan, Botswana, Swatini, Lesotho, Namibia, dan Zimbabwe mulai Senin (29/11).

-New York, Amerika Serikat
Pemerintah setempat mendeklarasikan situasi terkini sebagai "darurat bencana"

 -Kanada
Menutup perbatasannya bagi pendatang asing yang baru kembali dari Afrika Selatan, Namibia, Lesotho, Botswana, Eswatini, Zimbabwe, dan Mozambik.

Warga asing  yang baru bepergian dari tujuh negara selama 14 hari terakhir juga dilarang masuk ke Kanada.

 -India
India akan menghentikan penerbangan dan mengurangi layanan ke 14 negara mulai 15 Desember.

-Inggris
Melarang penerbangan dari Afrika Selatan, Namibia, Botswana, Zimbabwe, Lesotho dan Eswatini mulai Jumat (26/11).
-Iran
Melarang warga asing dari enam negara di wilayah Afrika, termasuk Afrika Selatan.

Kementerian Kesehatan Afrika Selatan mengkritik keras kebijakan sejumlah negara yang menutup perbatasan untuk mereka.

Menurut mereka, kebijakan tersebut terlalu terburu-buru dan menyebutnya sebagai "kejam" dan kontradiksi dengan petunjuk Badan Kesehatan Dunia (WHO).

Hingga kini, baru sekitar 24% populasi Afrika Selatan yang sudah mendapatkan vaksinasi penuh. Kondisi ini bisa mempercepat penyebaran virus varian baru tersebut.

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...