Ekonomi Digital di Daerah Tidak Merata karena Faktor Infrastruktur

Image title
Oleh Ekarina - Tim Publikasi Katadata
29 November 2021, 16:06
Ekonomi Digital di Daerah Tidak Merata karena Faktor Infrastruktur
Katadata

Dalam menarik investasi digital, pemerintah Jabar juga mengadakan investment summit dan lainnya. Salah satu investasi jumbo di bidang data center dan cloud computing di Jawa Barat dari perusahan IT ternama, Amazon dengan nilai di atas Rp 20 triliun, diikuti Microsoft.

"Kenapa invetasi di Jawa Barat selalu nomor satu? karena infrastrukturnya dianggap terbaik, produktivitas SDM dan pelayanan investasinya yang mudah. Sekarang kami sedang fokus ada inklusif ekonomi digital, sehingga investasi mengalir tak hanya di Bandung Raya dan wilayah sekitar, tapi juga di pedesaan atau desa digital," kata Emil.

Tak hanya di bidang e-commerce, konsep industri 4.0 harapannya juga bisa diterapkan pada kegiatan masyarakat pedesaan seperti di perkebunan dan peternakan sudah bisa menggunakan internet of thing (IoT). Dalam mendukung desa digital, pihaknya juga bekerja sama dengan pemain e-commerce, memfasilitasi setiap balai desa dengan perangkat komputer.

Sehingga bagi warga yang ingin melakukan jual-beli, bisa mendaftar sebagai merchant dan memperluas penjualannya melalui kanal online. "Sehingga dengan adanya ekonomi digital, ada prinsip tinggal di desa, rejeki di kota, bisnis mendunia," ungkap Emil.

Digitalisasi yang semakin mudah dan menjangkau cepat di semua daerah juga direspons positif oleh pelaku usaha. Christine Dwi H.C, Pemilik CDC Models mengatakan sejak memulai bisnis pada 2013 dengan menggunakan BlackBerry Messenger (BBM) dan Instagram bisnisnya semakin berkembang cepat.

"Sekarang dengan internet menjalankan bisnis tak susah lagi. Meningkatnya infrastruktur juga membuat penjualan kami meningkat bahkan bisa mulai pengiriman ke luar negeri seperti Malaysia, Vietnam, Thailand," kata Christine.

Booming e-commerce dan perkembangan teknologi digital juga memberi manfaat bagi pelaku bisnis jasa logistik. Perusahaan yang berdiri sejak 2014 ini terus melebarkan sayap dan menjangkau pengiriman ke seluruh wilayah Indonesia.

"Rata-rata saat ini kami bisaa melayani 2,5 juta pengiriman per hari karena bisnis e commerce berkembang cepat, sehingga kami ikut ketiban untung. Terlebih di masa pandemi, perilaku konsumen berubah semua ke digital dan ekspedisi berperan penting dalam eksosistem e-commerce," kata Chief Marketing Officer (CMO), SiCepat Ekspres Wiwin Dewi Herawati.

Untuk menjadikan pengirman barang tepat waktu, perusahaan selalu melakukan proses monitoring secara digital mulai dari proses penjemputan barang, penyortiran di hub dan hingga proses pengantaran. Kondisi infrastruktur yang membaik juga dinilai turut membantu membuat biaya pengiriman lebih terjangkau.

"Sehingga sat kita bermitra dengan e-commerce, service agreement kami bisa melakukan proses sameday delivery meski dengan tarif reguler. Kami selalu memastikan bagaimana service level agreement (SLA) selalu bisa dicapai," katanya.

Sementara dalam mengatasi biaya logistik tinggi dalam pengiriman di daerah, menurutnya solusinya dalah dengan berkolaborasi. SiCepat membuat end to end logistic solution, perusahaan ekspres, menggandeng beberapa perusahaan dalam satu grup dengan untuk brand enabler retailer, omnichanel, freight forwading dan logistik cagreator, dan pergudangan.

"Intinya untuk mengakselerasi biaya logitsik menajdi lebih efisien lagi," ungkap Wiwin.

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...