Penyebab dan Dampak Krisis Moneter Masa Reformasi 1998
Krisis moneter adalah krisis yang berkaitan dengan keuangan suatu negara. Krisis moneter 1998 melanda negara Asia Tenggara sejak Juli 1996. Krisis moneter pada masa reformasi tersebut, turut mempengaruhi perkembangan ekonomi Indonesia.
Dampak krisis moneter menyebabkan nilai tukar rupiah melemah terhadap mata uang greenback atau dolar Amerika Serikat (AS), ke level Rp 16.000 per dolar AS.
Dampak Krisis Moneter
Krisis moneter mengakibatkan nilai mata uang rupiah melemah pada 1998. Selain itu, krisis moneter juga berdampak pada berbagai bidang kehidupan. Berikut dampak krisis moneter pada Indonesia:
1. Harga Bahan Pokok Naik
Turunnya nilai tukar mata uang rupiah, mengakibatkan harga bahan pokok naik. Kenaikan bahan pokok membuat masyarakat kehilangan daya beli. Beberapa barang sulit ditemukan hingga harganya melambung tinggi. Kenaikan harga ini membuat protes masyarakat terjadi di mana saja.
2. Banyak Perusahaan Bangkrut
Krisis moneter mengakibatkan perusahaan tidak mampu membayar dan memakai bahan baku impor. Beberapa perusahaan tidak mampu membayar utang. Akhirnya mereka membutuhkan mata uang dolar Amerika Serikat untuk membeli bahan baku karena rupiah menurun.
Hal ini berdampak pada pengurangan pekerja di perusahaan. Akhirnya berdampak pada kemiskinan dan pengangguran tinggi. Naiknya kebutuhan bahan pokok membuat kebutuhan biaya hidup semakin tinggi.
3. Bank di Indonesia Mengalami Kredit Macet
Mengutip dari Gramedia.com, bank di Indonesia mengalami kredit macet karena turunnya nilai tukar rupiah. Kredit ini berdampak pada kegagalan bisnis dan utang. Pemerintah memutuskan untuk menyelamatkan perekonomian dengan cara menggabungkan beberapa bank. Pemerintah membentuk Badan Penyehatan Perbankan Nasional (BPPN). Tujuan pembentukan ini untuk mengawasi bank yang bermasalah.