Menilik Peran Indonesia dalam Konferensi Asia Afrika

Siti Nur Aeni
22 Maret 2022, 17:58
Ilustrasi, Gedung Merdeka di Jalan Asia Afrika, Bandung, Jawa Barat. Peran Indonesia dalam Konferensi Asia Afrika tergolong strategis dan penting. Selain sebagai tuan rumah, Indonesia juga merupakan penggagas.
ANTARA FOTO/M Agung Rajasa/wsj.
Ilustrasi, Gedung Merdeka di Jalan Asia Afrika, Bandung, Jawa Barat. Peran Indonesia dalam Konferensi Asia Afrika tergolong strategis dan penting. Selain sebagai tuan rumah, Indonesia juga merupakan penggagas.

1. Penggagas dan Tuan Rumah Konferensi Asia Afrika

Indonesia merupakan pengagas terselenggaranya KAA bersama dengan India, Pakistan, Myanmar, dan Sri Lanka. Sebelum adanya KAA, Indonesia bersama keempat negara tersebut melakukan pertemuan yang didalamnya membahas rencana diadakannya KAA.

Pertemuan tersebut dilangsungkan di Kolombo sehingga disebut sebagai Konferensi Kolombo. Setelah Konferensi Kolombo berakhir, diadakan kembali pertemuan kedua di Bogor. Pertemuan tersebut bertujuan untuk membicarakan persiapan Konferensi Asia Afrika.

Pertemuan di Bogor ini menghasilkan kesepakatan tentang agenda, tujuan, dan negara-negara yang akan diundang dalam Konferensi Asia Afrika. Kelima negara yang hadir dalam pertemuan itu kemudian menjadi sponsor resmi KAA dan Indonesia dipilih sebagai tuan rumah. Presiden Soekarno menunjuk Kota Bandung sebagai tempat berlangsungnya KAA.   

2. Panitia Pelaksana Konferensi Asia Afrika

Selain sebagai tuan rumah, peran Indonesia dalam Konferensi Asia Afrika lainnya adalah sebagai panitia pelaksana. Menjelang pelaksanaan mempersiapkan KAA, dibentuk Sekretariat Bersama yang diwakili oleh lima negara penyelenggara. Indonesia diwakili oleh Sekretariat Jenderal Kementerian Luar Negeri Roeslan Abdugani, yang kemudian ditunjuk sebagai ketua badan tersebut.

Pemerintah Indonesia sendiri juga membentuk Panitia Interdepartemental yang diketuai oleh Sekretaris Jenderal Sekretariat Bersama dengan anggota dan penasehat dari beragam departemen. Panitia ini dibentuk untuk membantu perisapan menuju KAA.

Tak hanya itu, menuju KAA juga dibentuk Panitia Setempat yang diketuai oleh Sanusi Hardjadinata, Gubernur Jawa Barat pada saat itu. Panitia Setempat memiliki tugas untuk mempersiapkan dan melayani hal-hal yang berhubungan dengan akomodasi, logistik, transportasi, kesehatan, komunikasi, keamanan, hiburan, protokol, penerangan, dan lain-lain.

3. Mendirikan Museum Konferensi Asia Afrika

Gagasan pendirian Museum Konferensi Asia Afrika diutarakan Profesor Mochtar Kusumaatmdja selaku Menteri Luar Negeri Indonesia yang menjabat pada periode 1978-1988 dalam rapat Panitia Peringatan Hari Ulang Tahun Konferensi Asia Afrika yang ke-25.

Ide pendirian museum ini kemudian dicetuskan oleh Joop Ave selaku Ketua Pelaksana HUT ke-25  yang bekerja sama dengan Dinas Penerangan, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan, Pemprov Jawa Barat, dan Universitas Padjajaran. Perencanaan teknik dan pelaksanaannya dilakukan oleh PT. Decenta, Bandung.

Museum ini kemudian diremsikan oleh Presiden Soeharto pada 24 April 1980 dalam puncak peringatan ulang tahun KAA ke-25. Tanggal 18 Juni 1986, kewenangan museum dikembalikan oleh Departemen Pendidikan dan Kebudayaan kepada Departemen Luar Negeri berdasarkan SK bersama menteri Luar Negeri Nomor:62/OR/VI/86/01 serta Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor:0419a/U/1986.

Halaman:
Editor: Agung
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...