Memahami Peran Penting Teknologi dalam Pembelajaran Hibrida

Shabrina Paramacitra
Oleh Shabrina Paramacitra - Tim Riset dan Publikasi
17 Mei 2022, 14:10
Sekolah kembali menjalani pembelajaran tatap muka pada saat banyak pihak mulai merasakan manfaat pembelajaran hibrida.
ANTARA FOTO/ Irwansyah Putra./foc.

Adapun, Chief Operating Officer (COO) Sekolah.Mu Radinka Qiera dalam diskusi Scaled Up Growth Program, Jumat (11/3/2022), mengatakan bahwa teknologi bisa membantu akselerasi akses pendidikan. 

Menurutnya, hasil perubahan ke arah digital di bidang pendidikan bersifat jangka panjang, tidak seperti transformasi di sektor lain, seperti finansial, yang bisa diukur keberhasilannya dengan lebih cepat. 

Startup pendidikan juga membantu sekolah untuk beralih dan lebih akrab dengan dunia digital. “Bulan pertama, orang tua bilang (fitur aplikasi) ‘kurang ini dan itu’. Setelah enam bulan, tools semakin banyak dan murid sudah bisa beradaptasi,” ucap Radinka. 

Ia mengimbuhkan, sekolah seringkali menjadi pihak yang paling lama beradaptasi dengan teknologi. Sebelum pandemi pun, edtech startup sempat mengalami penolakan oleh berbagai institusi pemerintah karena dianggap belum begitu diperlukan. Padahal, posisi industri edtech bukan menggantikan sekolah, tetapi membantu guru dan sekolah.

Pemerintah dinilai perlu mempersiapkan sistem pendidikan berbasis teknologi untuk mendukung kesuksesan pembelajaran secara daring maupun luring. Menurut peneliti Center for Indonesian Policy Studies (CIPS) Nadia Fairuza, pandemi Covid-19 seharusnya menyadarkan pemerintah tentang pentingnya mengintegrasikan teknologi dalam proses pembelajaran. 

Hal ini dilakukan sebagai upaya untuk menjaga kualitas pendidikan dan meminimalisasi dampak berkurangnya pengetahuan dan keterampilan secara akademis (learning loss). Dalam siaran persnya, Nadia menyebutkan, penggunaan edtech dalam mendukung hybrid learning dibutuhkan untuk mengadaptasi disrupsi pada sektor pendidikan.

Sementara itu, penguasaan kompetensi digital siswa juga perlu dipersiapkan. Dimulai dengan penerapan kurikulum yang mengadopsi kompetensi abad 21, termasuk kemampuan digital untuk mengoperasikan teknologi. Di sisi lain, perusahaan edtech perlu memperhatikan kemampuan sekolah dalam membeli fasilitas edtech untuk menunjang pembelajaran. 

Nadia mengakui bahwa ada kesenjangan dalam lanskap pendidikan nasional, terutama dalam hal pengembangan keterampilan digital. Ia berharap pemerintah mempersempit kesenjangan digital antar daerah. 

Upaya untuk mengikis kesenjangan itu sebelumnya sudah dilakukan lewat pembelajaran secara hibrida. Dari situ, siswa dapat mengakses pelajaran tidak hanya secara daring, namun juga secara luring.

“Kesenjangan sudah terbukti menjadi hambatan dalam memaksimalkan upaya peningkatan kualitas pendidikan yang dalam konteks pandemi, dilakukan melalui blended learning,” tutur Nadia.

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...