Ganjar Dikritik, Dualisme di PDIP Kian Meruncing

Image title
2 Juni 2022, 19:52
Gubernur Jateng Ganjar Pranowo memberikan keterangan pers terkait virus Corona (COVID-19) kepada wartawan di rumah dinas Gubernur Jateng, Semarang, Jawa Tengah, Minggu (15/3/2020).
ANTARA FOTO/Aji Styawan/aww.
Gubernur Jateng Ganjar Pranowo memberikan keterangan pers terkait virus Corona (COVID-19) kepada wartawan di rumah dinas Gubernur Jateng, Semarang, Jawa Tengah, Minggu (15/3/2020).

“Kadang-kadang kita ini suka yoweslah dia aja asal ganteng. Dia aja yang dipilih, asal bukan perempuan. Walaupun tidak bisa apa-apa, yang penting dia itu kalau di sosmed, tv, nyenengin. Tapi kemudian tidak bisa kerja, tidak dekat dengan rakyat. Mau tidak pemimpin seperti itu?” ujarnya dalam Groundbreaking Kantor Dewan Pengurus Cabang (DPC) PDIP Wonogiri pada Selasa (26/4).

Sebagai puteri ketua umum partai, Puan memiliki nasib lebih mujur dari Ganjar yang pernah dibilang kelewatan oleh Ketua Badan Pemenangan Pemilu (Bappilu) PDIP, Bambang Wuryanto.

Tahun lalu, politikus yang juga menjadi Ketua Komisi III DPR itu secara terang-terangan menggangap Ganjar terlalu berambisi menjadi calon presiden pada Pemilu 2024. Sikap seperti itu pun dinilainya memberikan dampak buruk bagi keutuhan partai yang semestinya manut pada sang ketua umum.

Menanggapi beragam kritik dari koleganya di internal partai, Ganjar Pranowo menegaskan tetap menghormati Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri. Menurutnya, Megawati memiliki hak prerogatif dalam menentukan sosok capres yang akan diusung PDIP untuk menghadapi Pemilu 2024.
 
"Capres PDIP itu sudah jelas, itu urusannya Ketum, urusannya Bu Megawati, lha saya tak nyambut gawe ngurusi rob, tak nyambut gawe ngurusi minyak goreng," tegas Ganjar di Semarang, Kamis (2/6), seperti dikutip dari Antara.
 

Dukungan para elit PDIP terhadap Puan Maharani pada kenyataannya tak sesuai dengan apa yang diinginkan gerakan akar rumput. Terbukti dalam hasil survei terbaru yang dikeluarkan oleh Charta Politika, 66,8% pemilih PDIP sepakat untuk memilih Ganjar Pranowo apabila Pemilu dilaksanakan pada pertengahan April lalu. Tak hanya dari pemilih PDIP, secara umum elektabilitas Ganjar menduduki peringkat pertama, yaitu 26,6%, disusul oleh Prabowo Subianto 22% dan Anies Basweda 19.7%. 

Dari dinamika politik di internal partai ini, Pengamat Komunikasi Politik dari Universitas Paramadina, Hendri Satrio menilai bahwa sebesar apapun dukungan masyarakat terhadap Ganjar, pada akhirnya para kader akan bersikap tegak lurus kepada Megawati. Hanya saja, ada sedikit tantangan di kalangan para elit, yaitu merenggangnya hubungan Megawati yang notabenenya ibunda Puan dengan Jokowi yang memberikan sinyal dukungan bagi Ganjar.

Sinyal dukungan yang diberikan Jokowi, dianggap Hendri memberian dampak blunder yang luar biasa.

“Jadi waktu kejadian di Magelang itu, Pak Jokowi bilang ‘ojo kesusu’ (jangan terburu-buru) tapi ternyata dianya juga kesusu. Kesusu untuk memberikan sinyal yang akhirnya dampaknya kemana-mana,” jelasnya saat dihubungi Katadata.co.id pada Kamis (2/6).

Meski telah memperoleh dukungan dari Jokowi, tetap saja, kunci untuk Ganjar melenggang ke Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024 ada di tangan Megawati. Sementara sejauh ini, Hendri melihat PDIP cenderung akan memajukan Puan dalam Pilpres mendatang.

“Perkembangan politik di internal PDIP tampaknya lebih mengisyaratkan Puan Maharani yang akan dimajukan sebagai calon presiden atau calon wakil presiden,” tuturnya.

Halaman:
Reporter: Ashri Fadilla

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...