Mengintip Strategi PDIP Jelang Pilpres: Saat Ketum Tunggu Momentum

Ira Guslina Sufa
11 Oktober 2022, 11:39
Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri bertemu Jokowi
Antara
Presiden Joko Widodo saat bertemu Megawati Soekarnoputri di Istana Batutulis, Bogor, Sabtu (8/10). Foto: Antara.

"Dalam konteks politik persoalan ekonomi ini yang paling berat saat ini. Ini yang harus diatasi. Jangan dibawa ke kontestasi politik Pemilu 2024 yang terlalu dini. Kami punya komitmen mencapai legacy yang maksimal bagi Pak Jokowi," tuturnya.

Dukungan untuk Ganjar 

Meski belum menetapkan calon presiden yang akan diajukan pada pilpres 2024 mendatang, dukungan untuk kader PDIP Ganjar Pranowo terus menguat. Setelah dideklarasikan sebagai capres oleh Partai Solidaritas Indonesia (PSI) dukungan untuk Gubernur Jawa Tengah itu terus bergulir. Pada Senin (10/10) sebanyak 2 ribu relawan yang menamakan diri Relawan Mak Ganjar di Nusa Tenggara Timur  menggelar doa bersama untuk kemenangan Ganjar pada pilpres 2024. 

“Doa bersama ini juga merupakan ikhtiar batin relawan dan berbagai pihak dalam mengurus bangsa Indonesia dan melakukan konsolidasi Ganjar untuk Presiden 2024,” kata Koordinator Wilayah Mak Ganjar Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) Hermin Aliandu seperti dikutip dari Antara. 

Menurut Hermin, sosok Ganjar sudah dikenal luas di kalangan masyarakat NTT. Mantan ketua komisi pemerintahan DPR itu dianggap bisa menyuarakan kepentingan masyarakat dari berbagai latar belakang suku dan agama. 

Dukungan untuk Ganjar juga datang dari sebagian kader Partai Persatuan Pembangunan. Sejumlah dewan pengurus wilayah PPP telah resmi mengumumkan nama Ganjar seperti DPR Sulawesi Selatan, DPW Banten, DPW Sumatera Utara dan kader Kabah Jakarta. Meski begitu, Wakil Ketua Umum PPP Arsul Sani mengatakan dukungan tersebut belum merupakan sikap resmi partai. PPP baru akan mengumumkan sosok capres pada Mukernas yang akan berlangsung akhir tahun ini. 

Menanggapi bergulirnya dukungan untuk Ganjar, Ketua DPP PDI Perjuangan Said Abdullah mengatakan partainya tidak akan terpengaruh. PDIP tetap akan menunggu momentum tepat untuk mengumumkan capres. Selain itu penentuan capres tetap akan menjadi kewenangan penuh Megawati sebagai Ketua Umum. 

"Ibu Megawati Soekarnoputri selaku Ketua Umum PDI Perjuangan telah teruji dalam sejarah melahirkan banyak kepemimpinan, baik di tingkat kabupaten, kota, provinsi, bahkan nasional," ungkap Said. 

Menurutnya, sejarah telah menempa Megawati dalam menentukan calon pemimpin. Beberapa prinsip yang selalu dipegang putri presiden pertama RI itu di antaranya kesetiaan pada negara kesatuan, pancasila, dan konstitusi. Calon presiden juga harus memahami betul kebhinekaan Indonesia. Elektabilitas, rekam jejak integritas, dan kapabilitas pun juga menjadi salah satu pertimbangan,

Pertimbangan lainnya yakni PDI Perjuangan sebagaimana mandat Kongres V, memutuskan untuk mengembalikan jalan politik pembangunan jangka panjang yang ditetapkan oleh Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR). Hal ini untuk memastikan pemerintahan lima tahunan patuh dan tunduk pada arah pembangunan jangka panjang tersebut.

Skenario PDIP

Di tengah menguatnya dukungan untuk Ganjar, survei terbaru yang dirilis Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Denny JA mengumumkan Ketua Umum Alumni Universitas Gadjah Mada itu sebagai calon terbukat. Dalam survei yang digelar pada 11-20 September terhadap 1.200 responden itu, Ganjar menang saat dipasangkan dengan Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto. 

Peneliti LSI Denny JA Adjie Alfaraby dalam rilisnya menjelaskan, pasangan Ganjar-Airlangga memperoleh 30 persen suara, mengalahkan Prabowo Subianto-Puan Maharani 23,9 persen. Sedangkan pasangan Anies Baswedan-Agus Harimurti Yudhoyono  hanya memperoleh 22,8 persen suara. Elektabilitas Ganjar-Airlangga lebih tinggi dibandingkan Prabowo-Puan, Prabowo-Muhaimin Iskandar, Anies-AHY, Anies-Khofifah, Puan-Ganjar, ataupun Ganjar- Puan,

"Dalam konteks pilihan terhadap pilpres, artinya jika mengacu pada pilihan rasional saat ini, PDIP lebih baik mengusung Ganjar sebagai capres dibanding Puan," jelas Adjie. 

Menurut Adjie duet Ganjar-Airlangga memungkinkan apabila terjadi koalisi antara PDIP dengan Koalisi Indonesia Bersatu yang di dalamnya terdapat Golkar, PAN, serta PKB. Selain itu Ganjar juga harus mendapat restu dari Mega. Bila skenario Ganjar-Airlangga menang, maka peta kepemimpinan di internal PDIP akan berubah. 

Menurut Adjie, jika Ganjar menang Puan bisa diusung sebagai Ketum PDIP. Skenario ini sekaligus menepis kekhawatiran di kalangan internal partai bahwa bila Ganjar menang trah Megawati akan tergeser dari pucuk pimpinan PDIP. 

"Skenario ini akan menjadi husnul khatimah bagi Megawati di Pilpres 2024 . Jika Ganjar sebagai capres, maka PDIP berpeluang menang capres dan pileg sekaligus. Mencetak hattrick 3 kali menang pemilu. Menjdi penguasa di parlemen dan menjadi ketua DPRD. Kursi ketum PDIP pun bisa dipercayakan kepada Puan Maharani,"  ujar Adjie. 

Skenario lain yang menurut Adjie sangat terbuka bila terjadi perubahan elektabilitas Puan yang signifikan menjelang pendaftaran Pilpres 2024, maka PDIP akan mencalonkan Puan sebagai Capres. Selain itu, Ganjar bisa saja berpasangan dengan calon lain apabila memiliki tiket yang cukup untuk pilpres. Sedangkan Airlangga juga berpeluang maju sebagai capres bila menjelang pendaftaran capres ditutup elektabilitas meningkat signifikan.

Halaman:
Reporter: Antara
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...