PUPR Rekomendasikan Jalur Sesar Cimandiri Menjadi Area Non-Hunian

Image title
11 Desember 2022, 17:44
PUPR, Kementerian PUPR
ANTARA FOTO/Wahyu Putro A/aww.
Ilustrasi, tim SAR gabungan mencari korban yang tertimbun longsor akibat gempa di Kampung Cijedil, Cugenang, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, Minggu (27/11/2022).

Rencananya rumah tahan gempa tersebut dibangun sebanyak 200 unit dan terbagi menjadi dua tahap yakni tahap pertama ditargetkan selesai pada akhir Desember 2022 dan tahap kedua pada pekan ketiga Januari 2023.

Seperti diketahui, gempa bumi berkekuatan magnitudo 5,6 terjadi di Cianjur pada 21 November. Bencana alam ini menyingkap potensi gempa di Jawa Barat. Di wilayah ini, terdapat tiga sesar atau patahan lempeng bumi aktif, yakni Sesar Lembang, Cimandiri, dan Baribis. Ketiga sesar ini menyimpan potensi lindu besar di Jawa Barat.

Jawa Barat diketahui memiliki tiga sesar aktif, yakni Sesar Lembang, Cimandiri, dan Baribis. Berdasarkan penelitian tim Fakultas Teknik Geologi Universitas Padjadjaran 2017 lalu, sesar Cimandiri merupakan sesar tua yang terbentuk saat proses orogenesa tahap II, yaitu pada waktu Akhir Eosen Tengah.

Sesar ini membentang sepanjang 70 kilometer dan bisa dibagi dua berdasarkan orientasi jalur sesarnya. Pertama, Sesar Cimandiri Segmen Barat bergerak ke arah barat-timur dan membentang dari Pelabuhan ratu hingga Perbukitan Walat.

Kedua, Sesar Cimandiri Segmen Timur yang bergerak ke arah timur laut-barat daya, membentang dari perbatasan Sukabumi-Cianjur hingga Gunung Tangkuban Perahu di Bandung Utara.

Sementara itu, riset yang dilakukan Geoteknologi LIPI–kini bagian dari BRIN–, membagi Sesar Cimandiri atas lima segmen. Pertama, segmen Pelabuhan Ratu–Citarik, kemudian Citarik–Cadas Malang, dan Cicereum–Cirampo. Dilanjutkan dengan segmen Cirampo–Pangleseran, dan Pangleseran-Cibeber. Ada juga beberapa segmen di antara Cibeber–Padalarang.

Sesar ini pun dipotong oleh beberapa sesar besar lainnya, seperti Sesaat Citarik, Sesar Cicareuh, dan Sesar Cicatih. Dalam catatan Eddy Z. Gaffar dari LIPI, ketiga sesar ini melalui daerah yang cukup labil sehingga lindu pada lajur ini akan merusak daerah tersebut.

Bila ditilik dari sejarahnya, Sesar Cimandiri memiliki potensi kegempaan yang cukup besar. Bahkan gempa karena sesar tersebut tercatat sudah terjadi sejak awal 1900-an.

Mulai dari gempa Pelabuhan Ratu pada 1900, gempa Padalarang (1910), dan gempa Conggeang (1948). Hampir tiga dekade berselang, terjadi gempa Tanjungsari (1972), Cibadak (1973), gempa Gandasoli (1982), dan gempa Sukabumi (2001).

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...