3 Contoh Cerpen Islami Motivasi Singkat dan Menginspirasi

Dwi Latifatul Fajri
19 Desember 2022, 15:50
Contoh Cerpen Islami Motivasi
Unsplash/Michael Fousert
Ilustrasi Buku

Tak berselang lama, dia mendapati seekor tikus lewat dengan cepat di samping kursi kayunya yang beralas empuk—ada beberapa tikus yang turut menginap di kamarnya memang, dia tidak begitu mempermasalahkan hal itu juga—bersamaan dengan video takbir berkumandang yang didapatinya di ponselnya.

Hari itu masih bernuansa Iduladha. Namun yang berbeda, tikus yang biasanya melintas dengan lugas kali itu tiba-tiba berhenti sejenak ketika takbir kurban terdengar meski hanya dari ponselnya.

Agak aneh memang jika sekilas dipikirkan. Seekor tikus yang tidak berakal ikut serta dalam hormat kepada Tuhan. Namun dia dan tikus itu hakikatnya sama-sama mamalia, sama-sama makhluk-Nya.

Mereka berdua sama-sama termangu sejenak—entah karena apa yang pasti hanya Dia yang tahu—lantas melanjutkan tugas mereka sendiri-sendiri menjemput takdir masing-masing.

3. I (Never) Give Up

Karya: Dhiya Shafiya Putri

Hari ini kalender menampilkan tanggal 12 Juli, tanggal di mana seorang perempuan berumur 11 tahun berulang tahun. Naura Haira Taqiya, biasa dipanggil Haira. Seseorang yang terkenal dengan kepintarannya dalam berbagai pelajaran di sekolah, selalu menduduki ranking tiga di kelasnya.

Kelemahan Haira hanya satu, ia lemah dalam hafalan, nilai Haira sendiri sangat turun di bidang Al-Qur’an dan hadis. Hal tersebut membuat Haira jarang membaca Al-Qur’an karena sudah menyerah dalam menghafal.

“Haira!!” Sebuah teriakkan membuat Haira yang baru saja keluar gerbang sekolah menoleh, ia mendapati kedua sahabatnya tengah berlari sambil memegang sesuatu.

“Selamat ulang tahun!” Sahut keduanya bersamaan sambil menyodorkan sebuah kotak yang sudah terbungkus rapi oleh kertas kado.
Haira tersenyum lebar, ia berterima kasih dan menerima kado dari si kembar-sahabatnya dari kelas sebelah.

“Kau sudah berumur 12 tahun saja ya? Tidak terasa kita sudah 4 tahun bersama.” Tanggap Laila.
Qiara mengangguk menyetujui. “Benar, aku yakin kak Era-hump!”
Perkataan Qiara terputus karena Laila membungkam mulutnya dengan panik. Membuat Haira bingung, kenapa Laila panik? Dan siapa juga Era?

“Ah! Haira! Kami pulang dulu ya! Sudah dijemput! Dah!”

Haira mengangguk dan balas melambai ke arah Laila yang pergi sambil menutup mulut Qiara.
Ia juga harus kembali ke rumahnya dengan cepat, Haira sudah sangat penasaran dengan kado yang akan diberikan oleh ayahnya yang baru saja pulang hari ini dari negeri sebelah untuk bekerja.

Sesampainya di depan rumah, Haira langsung masuk sambil berteriak memberi salam. Betapa terkejut dan senangnya Haira ketika melihat rumahnya sudah didekorasi begitu indah.
“Selamat ulang tahun!” Teriak Ibu dan ayahnya.
Haira tersenyum lebar, ia kemudian memeluk kedua orangtuanya senang.

Sekarang saatnya Haira membuka hadiah-hadiah yang ia dapatkan, termasuk kado berbentuk segi panjang dari ayahnya yang terbalut kertas kado berwarna merah-warna kesukaan Haira.

Wajah Haira semakin lama semakin berbinar begitu membuka kado-kado dengan bermacam isi. Dan terhenti tepat ketika Haira membuka kado dari ayahnya. Sebuah kerutan muncul di kening Haira. “Al-Qur’an?” Haira lantas menoleh pada ayahnya.

“Ayah rasa sudah saatnya kau kembali menghafal Al-Qur’an Haira.”
Haira terdiam sebelum akhirnya tiba-tiba bangkit berdiri.

“Haira gak mau!! Ayah kan tau kalau Haira lemah dalam Al-Qur’an! Kenapa ayah berikan ini ke Haira!!”

Ayah dan ibu Haira saling berpandangan.
“Tapi bukan berarti Haira menyerah sayang. Ayah sudah belikan yang warna merah loh, kesukaan Haira.”
Haira menggelang dengan cepat, ia kemudian berlari pergi keluar rumahnya. Meninggalkan ayahnya dan ibunya yang diam.

Kini Haira berada di taman, tempat kesukaan Haira. Duduk di sebuah bangku sambil menunduk.
“Ayah ibu kenapa sih? Padahal Haira kan lemah dalam hafalan, gak bisa menghafal Al-Qur’an walau sudah berkali-kali membaca.
Haira terdiam, memandang tanah di bawahnya. Sibuk kalut dengan pikirannya sendiri, hingga sebuah alunan pelan terdengar.

Haira mendongak dan menoleh ke sampingnya, terdapat seorang perempuan yang umurnya kira-kira 13 tahunan. Tengah melantukan sebuah surat sambil memangku sebuah Al-Qur’an berwarna orange.

Sebuah rasa tenang juga janggal terasa di hati Haira ketika mendengar dan memandang perempuan tersebut. Hingga pandangan Haira teralihkan pada Al-Qur’an di pangkuan perempuan tersebut, Al-Qur’an itu sama persis dengan hadiah dari ayahnya, yang membedakan hanya warnanya.

Halaman:
Editor: Intan
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...