Potensi Kubu Anies – Ganjar Bergabung jika Pilpres Dua Putaran

Muhamad Fajar Riyandanu
23 Januari 2024, 21:10
anies, ganjar, prabowo,
ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra/foc.
Capres nomor urut satu Anies Baswedan (kanan), capres nomor urut dua Prabowo Subianto (kiri), dan capres nomor urut tiga Ganjar Pranowo beradu gagasan dalam debat ketiga Pilpres 2024 di Istora Senayan, Jakarta, Minggu (7/1/2024).
Button AI Summarize

Beberapa pakar politik memperkirakan pemilihan presiden atau Pilpres 2024 berlangsung dua putaran. Bagaimana peluang dan tantangan kubu Anies dan Ganjar bergabung dalam menghadapi Prabowo?

Berdasarkan hasil survei sejumlah lembaga survei, tidak ada capres dan cawapres yang memiliki elektabilitas lebih dari 50%. Rincian hasil survei yakni:

Charta Politika pada 4 - 11 Januari:

  • Prabowo – Gibran: 42,2%
  • Anies – Muhaimin: 26,7%
  • Ganjar - Mahfud MD: 28%
  • Tidak menjawab: 3,1%

Lembaga Survei Indonesia atau LSI yang dilakukan pada 10 - 11 Januari:

  • Prabowo – Gibran: 47%
  • Anies – Muhaimin: 21,7%
  • Ganjar - Mahfud MD: 23,2%
  • Tidak menjawab: 8%

Hal itu membuka peluang kongsi antara pasangan nomor urut satu Anies Baswedan - Muhaimin Iskandar dengan nomor urut tiga Ganjar Pranowo - Mahfud MD, jika Pilpres 2024 berlangsung dua putaran.

Pemilu akan digelar pada 14 Februari. Jika Pilpres 2024 berlangsung dua putaran, maka bakal diselenggarakan pada 26 Juni.

Direktur Eksekutif LSI Djayadi Hanan menyampaikan, Prabowo – Gibran hampir pasti lolos putaran berikutnya. Oleh karena itu, dua capres – cawapres lainnya mengharapkan kubu bergabung jika lolos putaran kedua.

Manuver itu merupakan satu-satunya cara untuk mengalahkan pasangan Prabowo - Gibran pada Pilpres 2024.

"Kubu 01 atau 03 yang nantinya lolos ke putaran dua tentu akan berusaha keras meminta pihak yang kalah untuk bergabung, karena tentu ada keinginan untuk menang Pilpres," kata Djayadi saat dihubungi lewat sambungan telepon pada Selasa (23/1). 

Kendati demikian, peleburan antara elit partai politik pengusung kubu 01 dan 03 tak otomatis bisa menaikkan porsi suara rival Prabowo - Gibran di putaran kedua. Sebab, faktor pemilih cenderung punya karakteristik berseberangan.

Basis pemilih pasangan Anies - Muhaimin beririsan dengan kelompok pemilih Prabowo pada pilpres 2014 dan 2019. Para pemilih Ganjar - Mahfud juga bersinggungan dengan pemilih Jokowi dan PDIP pada dua pemilu sebelumnya.

"Karakter pemilih dari 01 dan 03 ini dua kutub yang berseberangan jauh. Siapa yang bisa menyatukan itu? Kubu yang di tengah, yakni 02," ujar Djayadi.

Djayadi tidak menutup kemungkinan adanya perpindahan dukungan pemilih 01 ke 03 atau sebaliknya saat pilpres dua putaran. Mereka merupakan kelompok yang kecewa dengan jalan politik Prabowo yang menerima ajakan bergabung ke kabinet sebagai menteri pertahanan.

Kelompok tersebut juga berpotensi terbelah. Kelompok yang punya latar belakang pendidikan tinggi dan ekonomi menengah cenderung dapat mengalihkan dukungan ke pihak 03.

Namun bagi pemilih yang condong mempertahankan sentimen negatif terhadap Jokowi dan PDIP akan memilih golput daripada menjatuhkan pilihan ke Ganjar-Mahfud. "Bisa jadi mereka yang kecewa dengan Prabowo karena masuk kabinet Jokowi, lebih pilih golput ketimbang mencoblos Ganjar," kata Djayadi.

Survei LSI bertajuk 'Elektabilitas, Pengaruh Debat dan Migrasi Suara' menunjukkan, simulasi terkait perpindahan dukungan pemilih bila pilpres terjadi dalam dua putaran.

Simulasi pertama Anies - Muhaimin dan Prabowo - Gibran lolos:

  • Basis pemilih Ganjar - Mahfud pindah ke Prabowo - Gibran persentase 58%
  • Basis pemilih Ganjar - Mahfud pindah ke Anies - Muhaimin hanya 16%
  • 26% responden belum menentukan pilihan

Simulasi kedua Ganjar - Mahfud dan Prabowo - Gibran lolos:

  • Pendukung Anies - Muhaimin migrasi ke Prabowo - Gibran dengan persentase 39,3%
  • Pendukung Ganjar - Mahfud migrasi ke Prabowo - Gibran dengan persentase 36,7%
  • 24% belum menentukan pilihan

Hal itu berdasarkan survei melalui telepon terhadap 1.206 responden berusia 17 tahun ke atas pada 10 - 11 Januari.

Responden dipilih secara acak melalui metode double sampling, yakni pengambilan sampel secara acak dari kumpulan data hasil survei tatap muka yang dilakukan sebelumnya. Dengan asumsi simple random sampling, survei itu memiliki toleransi kesalahan 2,9% pada tingkat kepercayaan 95%.

Cara Menyatukan Pemilih 01 dan 03

Pakar komunikasi politik Universitas Padjadjaran atau Unpad Kunto Adi Wibowo mengatakan, penyatuan pandangan para pemilih 01 dan 03 sulit tercapai karena dampak polarisasi yang memuncak pada Pemilihan Kepala Daerah atau Pilkada DKI Jakarta pada 2017.

Menurut Kunto, langkah yang bisa diambil oleh para elit partai pengusung pasangan 01 dan 03 jika mereka bergabung pada putaran kedua yakni mempertemukan kedua aktor Pilkada utama DKI Jakarta, yakni Anies Baswedan dan Basuki Tjahaja Purnama (Ahok).

"Memang susah sekali menyatukan dua basis pendukung ini, perlu ada semacam rekonsiliasi terbuka antara Anies dan Ahok sehingga tensi pemilih di akar rumput bisa lebih dingin," kata Kunto.

"Anies dan Ahok tampil bercanda bersama, mencairkan suasana untuk menutup lembaran lama,” Kunto menambahkan.

Kunto menambahkan, para elit politik seperti Surya Paloh dan Megawati Soekarnoputri juga harus memberikan pernyataan terbuka kepada loyalis partai untuk bersedia mengalihkan dukungan demi melawan Prabowo - Gibran. "Elit partai mungkin akan lebih bisa melebur, tapi disisi pemilih pasti ada penolakan," ujarnya.

Ketua Umum Partai NasDem Surya Paloh sebelumnya menyatakan keinginan untuk menemui Megawati. Dia mengaku telah mengirimkan kode tertentu sebagai sikap awal dan berharap kode tersebut bisa disusul dengan kesamaan suasana kebatinan antara Nasdem dengan Mega.

Lebih lanjut, Kunto mengatakan rencana penyatuan kubu 01 dan 03 menjadi pilihan yang cenderung lebih diinginkan. Selain adanya keinginan untuk menang dari salah satu kandidat yang akan melawan pasangan 02, kubu 01 dan 03 memiliki histori negatif terhadap pasangan Prabowo - Gibran.

Kunto menguraikan, manuver Presiden Joko Widodo atau Jokowi yang mengizinkan putra sulungnya untuk menjadi pendamping Prabowo sedikit banyak menyisakan kekecewaan kepada sejumlah petinggi PDIP.

Di sisi seberang, pasangan Anies - Muhaimin sejak awal mengkampanyekan politik perubahan yang menjadi antitesa dari kebijakan Jokowi saat ini. Keputusan kubu Anies - Muhaimin untuk bergabung ke kubu Prabowo - Gibran apabila mereka tidak lolos ke putaran kedua berpotensi merusak dukungan di akar rumput.

"Anies - Muhaimin akan dianggap ‘menjual diri’," kata Kunto.

Masih menurut Kunto, opsi penyatuan dua kubu itu juga bisa buyar karena adanya ajakan dari kubu 02 yang menawarkan ajakan koalisi. Pasangan Prabowo - Gibran dianggap punya modal besar berupa kans memenangi Pilpres 2024.

"Bisa jadi yang kalah di putaran pertama akan secara realistis gabung ke 02. Namun karena koalisinya besar, mereka hanya akan mendapatkan jatah kursi yang tidak strategis," kata Kunto.

Reporter: Muhamad Fajar Riyandanu

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...