Mengenang Amrus Natalsya Maestro Seni Rupa Fenomenal

Safrezi Fitra
1 Februari 2024, 17:52
Amrus Natalsya, Amrus Natalsya meninggal dunia, mengenang amrus natalsya, maestro seni rupa, pematung, pemahat, pelukis
Instagram @amrusnatalsya
Amrus Natalsya

Amrus Sang Seniman Fenomenal

Profil Amrus Natalsya cukup fenomenal. Dia pernah menjadi tahanan politik 1968-1973. Dia ditahan karena dituduh terlibat dengan Partai Komunis Indonesia (PKI).

Pada 1961 Amrus terlihat mengikuti kegiatan Lembaga Kebudayaan Rakyat (Lekra), organisasi seniman yang terafiliasi dengan PKI. Bersama sejumlah mahasiswa, di antaranya Misbach Tamrin, Djoko Pekik, Kuslan Budiman, Adrianus Gumelar, Amrus mendirikan Sanggar Bumi Tarung di Yogyakarta.

Sekitar bulan September 1965, Amrus ditangkap dan ditahan tanpa proses pengadilan. Patung-patung karyanya dibakar saat pergantian pemerintahan dari Orde Lama ke Orde Baru. Sanggar Bumi Tarung pun dibubarkan pada masa Orde Baru. Pendiri sanggar ini ditangkap dan sebagian dibunuh.

Salah satu lukisan karya Amrus menjadi koleksi Presiden Soekarno. Lukisan yang diberi judul "Kawan-Kawanku" ini sempat menghiasi dinding Istana Negara.

Namun, rezim pemerintahan Orde Baru menilai lukisan tersebut identik dengan propaganda ideologi komunisme. Lukisan ini menggambarkan kemarahan rakyat jelata terhadap kapitalis birokrat dianggap dapat memprovokasi kaum proletar.

Menurut Amrus, lukisan Kawan-Kawanku hanya menggambarkan orang-orang istirahat di sore hari dan hendak mandi setelah seharian bekerja. Dia mengaku menggunakan teman-teman kuliahnya di ASRI sebagai model lukisan tersebut.

Hampir tiga dekade lukisan karya Amrus ini terkubur di gudang istana tanpa perawatan. Baru pada tahun 2011 oleh tim Panitia Uji Petik yang dibentuk Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), menemukannya dalam keadaan rusak berat.

Setelah bebas dari penjara pada 1973, Amrus kesulitan untuk berpartisipasi dalam kegiatan seni. Dia hanya bisa berkegiatan di Pasar Seni, Ancol, Jakarta dengan membuat seni gambar di papan tulis. Namun ia tidak meninggalkan kegemaran lamanya pada patung kayu.

Amrus mulai mendapatkan kebebasan berkarya kembali setelah Orde Baru tumbang dan reformasi 1998. Pada tahun 2008, dia bersama beberapa seniman lama di Sanggar Bumi Tarung mengadakan Pameran Seni Rupa ke-2 di Galeri Nasional Indonesia, Jakarta. Pameran ini menjadi momen penting dalam mengangkat kembali karya-karya mereka dan menunjukkan eksistensi mereka setelah melalui masa sulit di masa orde baru.

Pada sebuah pameran di Pusat Kebudayaan Jakarta di tahun 1998, patung "Bahtera Nuh" karyanya diakui sebagai karya terbaik pameran dan dibeli oleh Museum Universitas Pelita Harapan.

Pameran terakhir Amrus bersama sahabatnya Misbach Tamrin bertajuk "Dua Petarung" digelar di Bentara Budaya Yogyakarta pada bulan Desember 2023 lalu.

Kini Amrus sang maestro telah berpulang dengan tenang, mengikuti rekan seperjuangannya Djoko Pekik. Karya-karya Amrus layak menjadi bagian penting dalam perjalanan sejarah seni rupa di Tanah Air.

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...