Profil 3 Pakar Film Dirty Vote: Zainal Arifin, Bivitri dan Feri Amsari

Ira Guslina Sufa
12 Februari 2024, 07:38
Ilustrasi, adegan pembuka Dirty Vote
YouTube Dirty Vote/@DirtyVote
Ilustrasi, adegan pembuka Dirty Vote, film yang mengungkap kecurangan Pemilu 2024.

Profil Zainal Arifin Mochtar, Pakar Tata Negara di Dirty Vote

Zainal Arifin Mochtar merupakan seorang dosen hukum tata negara di Universitas Gadjah Mada (UGM), Yogyakarta. Ia lahir di Makassar dan aktif dalam kegiatan anti-korupsi melalui lembaga Pusat Kajian Anti Korupsi (Pukat) UGM. 

Zainal pernah menjabat sebagai Direktur Pukat UGM dan meraih gelar sarjana hukum dari Fakultas Hukum UGM pada 2003. Sebagai seorang aktivis anti-korupsi, Zaenal Arifin sering dimintai komentarnya oleh media massa.

Setelah menyelesaikan gelar sarjana, Zainal Arifin Mochtar melanjutkan studi magister hukum di Northwestern University, Amerika Serikat, pada  2006. Selanjutnya gelar doktor ia peroleh di UGM pada 2012. 

Selain bergiat di PUKAT UGM, ia juga menjadi anggota Tim Task Force Penyusunan UU Pengadilan Tindak Pidana Korupsi pada 2007. Selanjutnya menjadi anggota Satuan Tugas Sapu Bersih Pungutan Liar, anggota Dewan Audit Otoritas Jasa Keuangan pada periode 2015 hingga 2017, anggota Komisaris PT Pertamina EP dari 2016 hingga 2019. 

Pada 2022 ia ditunjuk sebagai Anggota Tim Penyelesaian Non-Yudisial Pelanggaran Hak Asasi Manusia. Selanjutnya pada 2023, mendapatkan penunjukan sebagai Wakil Ketua Komite Pengawas Perpajakan untuk periode 2023 hingga 2026.

Profil Bivitri Susanti, Pakar Tata Negara di Dirty Vote

Bivitri Susanti merupakan penerima Anugerah Konstitusi M. Yamin dari Pusat Studi Konstitusi Universitas Andalas dan Asosiasi Pengajar Hukum Tata Negara-Hukum Administrasi Negara (APHTN-HAN) sebagai Pemikir Muda Hukum Tata Negara pada 2018. Saat ini menjabat sebagai pengajar di Sekolah Tinggi Hukum (STH) Indonesia Jentera. 

Ia telah aktif terlibat dalam berbagai kegiatan pembaruan hukum dan memiliki pengalaman sebagai research fellow di Harvard Kennedy School of Government pada 2013-2014, visiting fellow di Australian National University School of Regulation and Global Governance pada 2016, dan visiting professor di University of Tokyo, Jepang pada 2018.

Bivitri Susanti memulai perjalanan akademisnya dengan meraih gelar Sarjana Hukum dari Fakultas Hukum Universitas Indonesia pada tahun 1999. Pada Juli 1998, bersama beberapa senior dan rekannya, ia turut mendirikan Pusat Studi Hukum dan Kebijakan Indonesia (PSHK). 

Setelah itu, Bivitri melanjutkan pendidikan tingginya dan meraih gelar Master of Laws di Universitas Warwick, Inggris, pada 2002, dengan predikat "with distinction", melalui beasiswa The British Chevening Award. Selanjutnya, ia melanjutkan studi doktoralnya di University of Washington School of Law, Amerika Serikat, yang saat ini masih dalam tahap penyelesaian.

Dikenal sebagai sosok yang aktif dalam kegiatan pembaruan hukum, Bivitri Susanti telah terlibat dalam berbagai inisiatif, seperti Koalisi Konstitusi Baru (1999-2002), penulisan Cetak Biru Pembaruan Peradilan, menjadi Tenaga Ahli untuk Tim Pembaruan Kejaksaan (2005—2007), Tenaga Ahli untuk Dewan Perwakilan Daerah (2007—2009), dan memberikan advokasi untuk berbagai undang-undang. Selain itu, ia juga berkontribusi dalam upaya pembaruan hukum melalui partisipasinya dalam penyusunan berbagai undang-undang dan kebijakan, serta bekerja sebagai konsultan untuk organisasi internasional.

Profil Feri Amsari, Pakar Tata Negara di Dirty Vote

Feri Amsari adalah salah seorang ahli tata negara yang kerap bersuara keras terhadap sejumlah kebijakan pemerintah dalam beberapa tahun terakhir. Ia dikenal sebagai seorang aktivis hukum dan akademisi Indonesia. 

Saat ini, Feri menjabat sebagai pengajar di Fakultas Hukum Universitas Andalas, Padang, Sumatera Barat. Selain menjadi pengamat hukum tata negara, ia juga menduduki posisi sebagai Direktur Pusat Studi Konstitusi (PUSaKO) Fakultas Hukum Universitas Andalas. 

Keterlibatannya tidak hanya sebatas di dunia akademis, tetapi juga dalam menulis dengan fokus pada subjek korupsi, hukum, politik, dan kenegaraan. Tulisan-tulisannya telah banyak dimuat di berbagai media cetak baik lokal maupun nasional. Ia juga aktif berkontribusi pada jurnal-jurnal terkemuka yang terakreditasi dan terindeks Scopus.

Jejak pendidikannya dimulai dari Fakultas Hukum Universitas Andalas, di mana ia berhasil meraih gelar sarjana pada tahun 2008. Pendidikan magisternya juga ditempuh di universitas yang sama, dengan prestasi IPK cum laude. Selanjutnya, ia melanjutkan studi magister perbandingan hukum Amerika dan Asia di William and Mary Law School, Virginia.

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...