Polemik Lonjakan Suara PSI, Beda dari Quick Count hingga Sikap Bawaslu

Ira Guslina Sufa
7 Maret 2024, 16:16
PSI
ANTARA FOTO/Fikri Yusuf/YU
Simpatisan menghadiri kegiatan kampanye akbar Partai Solidaritas Indonesia (PSI) di Denpasar, Bali, Senin (5/2/2024).

Rommy mengatakan, dugaan kecurangan PSI dilakukan sebelum dan setelah pencoblosan. Sebelum pencoblosan, dirinya mendengar adanya operasi pemenangan PSI yang dilakukan oleh aparat. 

Meski begitu, ia mengatakan rencana pertama itu tidak mulus sehingga perolehan PSI berdasarkan quick count jauh di bawah ambang batas parlemen 4%. Setelah skenario pertama gagal, ia mengaku mendengar skenario kedua untuk meloloskan PSI.  

“Memindahkan suara partai yang jauh lebih kecil yang jauh dari lolos PT (parliamentary threshold) kepada coblos gambar partai tersebut dan/atau; 2. Memindahkan suara tidak sah menjadi coblos gambar partai tersebut,” kata Rommy.

Tak Hanya Dialami PSI

Ketua Bawaslu Rahmat Bagja membenarkan adanya laporan dugaan penggelembungan suara dalam Pemilu 2024. Namun menurut dia dugaan ini tidak hanya dialami Partai Solidaritas Indonesia (PSI).

"Bukan hanya satu partai ya, bukan hanya PSI gitu, tetapi banyak hal yang lain yang kemudian kami harus cek lagi di lapangan," kata Bagja di Gedung Bawaslu RI, Jakarta, Rabu (6/3).

Sementara itu, Bagja mengatakan bahwa setiap laporan dugaan penggelembungan suara selalu ditelusuri oleh Bawaslu. Ia menyebut verifikasi dilakukan dengan memeriksa laporan yang masuk dan mengecek ulang pada pengawas di lapangan. 

"Kalau seandainya terjadi penggelembungan, berarti kan ada yang masif dilakukan, masih bunyi dalam pengawasan, seharusnya bunyi. Kalau enggak bunyi berarti pengawas kami yang bermasalah," kata Bagja. 

Adapun anggota KPU Idham Holik mengaku ketidakakuratan data di Sirekap menjadi salah satu sebab terjadinya perbedaan suara partai. Ia menegaskan Sirekap bukan penentu hasil resmi perolehan suara. 

Menurut Idham hasil resmi KPU baru akan terlihat dari rekapitulasi berjenjang mulai dari PPK, KPU Kabupaten dan Kota, KPU Provinsi, dan KPU RI. Meski begitu, Idham mengaku tak bisa membeberkan nama-nama partai itu sebab berkaitan dengan persoalan etika. 

Wakil Ketua Dewan Pembina Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Grace Natalie mengatakan jumlah suara PSI yang cenderung melonjak pesat selama sepekan terakhir merupakan hal wajar. Ia meminta semua pihak tidak berupaya melakukan penggiringan opini yang bersifat tendensius pada partainya.

Di sisi lain Grace mengatakan apabila terdapat penambahan atau pengurangan suara selama proses rekapitulasi adalah hal wajar. "Yang tidak wajar adalah apabila ada pihak-pihak yang mencoba menggiring opini dengan mempertanyakan hal tersebut," ujar Grace.

Halaman:
Reporter: Ade Rosman, Antara
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...