Motor Listrik di Indonesia: Perkembangan dan Harganya

Image title
5 November 2021, 14:59
Gubernur Sulawesi Tenggara Ali Mazi mengendarai sepeda motor listrik merek GESITS saat peluncuran di MTQ Square, Kendari, Sulawesi Tenggara, Sabtu (27/2/2021).
ANTARA FOTO/Jojon/rwa.
Gubernur Sulawesi Tenggara Ali Mazi mengendarai sepeda motor listrik merek GESITS saat peluncuran di MTQ Square, Kendari, Sulawesi Tenggara, Sabtu (27/2/2021).
  • Uwinfly

Uwinfly menawarkan motor listrik yang murah. Dari laman resminya, semua motor setrum Uwinflay dibanderol dengan harga yang terjangkau, seperti LS 1 yang harganya Rp 8,99 juta. Motor bertenaga 800 Watt ini bisa dipacu hingga kecepatan 55 km/jam.

  • Selis Eagle Prix

Selis Eagle Prix merupakan motor listrik off the road yang dijual dengan harga Rp 11,5 juta. Untuk menjadikannya legal di jalan cukup merogoh kocek sekitar Rp 2,5 juta, sehingga total harga jualnya Rp 14 juta.

  • Ecgo 2

Awalnya Ecgo 2 dijual pada kisaran Rp 8 juta, namun dari beberapa e-commerce, motor listrik ini kini dibandrol seharga Rp 11. 9 juta.

  • Elvindo

Selanjutnya ada motor listrik buatan Tangerang, Elvindo yang juga dibandrol murah. Ada dua model yang harganya terjangkau, yakni Rama dan Shinta. Masing-masing harganya Rp 13,5 dan Rp 13 juta.

  • Smoot Tempur

Motor listrik Smoot Tempur dirakit di Cikupa, Tangerang. Motor listrik yang tergolong anyar ini harganya berkisar Rp 13 juta dan dapat dipesan melalui laman resmi Smoot Motor Indonesia.

Apakah Motor Listrik Ramah Lingkungan?

Seperti diketahui, kualitas udara di Indonesia belakangan mengalami penurunan. Bahkan, mengutip IQAir, per hari ini, Jumat, 5 November 2021, kualitas udara untuk wilayah DKI Jakarta berstatus tidak sehat, salah satu penyebabnya adalah padatnya kendaraan yang berlalu lalang.

Meneruskan catatan Institute for Essential Services Reform (IESR), sektor transportasi darat memberikan kontribusi signifikan terhadap kualitas udara di perkotaan. Penggunaan kendaraan listrik diyakini sebagai jawaban untuk mengurangi dampak polusi yang dihasilkan oleh kendaraan bermotor berbahan bakar fosil.

Berbeda dengan kendaraan berbahan bakar konvensional pada umumnya, mobil listrik berbasis baterai memang tak mengeluarkan asap. Hal itulah yang membuat kendaraan listrik berbasis baterai disebut ramah dan tidak menambah polusi udara.

Namun begitu, mengutip Forbes, polusi yang berkaitan dengan kendaraan listrik justru muncul dari pabrik yang mengolah baterai. Terdapat penggunaan komponen tertentu dalam menyusun baterai kendaraan listrik. Di samping itu, proses ekstrasi baterai listrik disebut dapat berkontribusi terhadap emisi karbon.

Berdasarkan laporan International Council on Clean Transportation (ICCT) disebutkan pabrik baterai listrik justru memberikan kontribusi emisi lebih tinggi ketimbang kendaraan berbahan bakar konvensional.

Halaman:
Editor: Safrezi
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...