Dituding Amran Tak Akurat, Ini Penjelasan BPS soal Data Produksi Beras
BPS juga berharap, pengumpulan data pertanian tersebut dapat bermanfaat dalam pengambilan kebijakan sehingga ketahanan pangan dapat terwujud.
Sebelumnya, Amran mengatakan data lahan sawah yang dikeluarkan Badan Pusat Statistik (BPS) tidak akurat. Ia juga menuding skema Kerangka Sampel Area (KSA) yang digunakan BPS dalam meramal luas panen merupakan data mafia.
Amran baru menyampaikan masalah tersebut usai purnatugas lantaran khawatir membuat gaduh. "Selalu ada data pertanian dan data mafia. Aku sampaikan apa adanya," kata dia saat serah terima jabatan di Kementerian Pertanian, Jakarta, Kamis (25/10).
(Baca: Peneliti Indef Sebut Perbaikan Data Pangan Penting Guna Hentikan Impor)
Dia mengatakan, data yang diambil oleh BPS, Badan Informasi Geospasial (BIG) dan, Kementerian Agraria dan Tata Ruang (ATR)/Badan Pertanahan Nasional telah menggunakan sampel yang salah. Bahkan menurut dia, tingkat kesalahannya mencapai 92%.
Meski begitu, data yang salah tersebut tetap disahkan oleh berbagai lembaga seperti BPS, BIG, BPN, Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) dan Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN).
Sementara itu, Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo mengatakan akan fokus menyelesaikan masalah data pertanian dalam 100 hari pertama. Menurut dia, data pertanian yang jelas diperlukan untuk mengetahui kondisi sektor tersebut pada setiap daerah.
“Data ini menjadi milik Kementerian Pertanian yang harus disepakati oleh semuanya. Tidak boleh kementerian lain punya data pertanian," kata dia.