Disparitas Harga Tinggi, Kementan Pantau Harga Bawang oleh Spekulan

Image title
27 Maret 2019, 09:53
Bawang Merah
ANTARA FOTO/Aji Styawan
Petani menunjukkan bawang merah yang terserang jamur di Dempet, Demak, Jawa Tengah, Selasa (14/3). Menurut petani setempat tingginya curah hujan mengakibatkan banyak tanaman bawang merah yang terserang jamur sehingga menyebabkan harganya turun dari Rp30.000 per kg menjadi Rp22.000 per kg.

"Baru-baru in saya ke sentra off season di Madura. Panen bulan Maret-April ini cukup banyak. Demak juga panen. Bima panen. Solok panen setiap hari. Indramayu juga ada panen," kata Ismail.

Dia menambahkan, berdasarkan pantauan pihaknya panen bawang merah cukup melimpah di berbagai sentra. Dia mencontohkan, sampai akhir Maret ini Brebes panen 2.100 hektar, Cirebon 700 hektar, Bima 400 hektar, Bandung 800 hektar, dan Solok 600 hektar. Kemudian, awal April disusul panen Demak 1.370 hektar, Pamekasan 1.500 hektar, Pati 600 hektar, Bandung 580 hektar, Kendal 150 hektar. Total Maret-April sekitar 12 ribu hektar di 20 kabupaten sentra.

"Itu cukup, bahkan lebih untuk kebutuhan warga Jakarta yang diperkirakan 3.000 ton per bulan atau cukup 300 hektar," kata Ismail.

Sementara itu, Ketua Asosiasi Bawang Merah Indonesia (ABMI) Juwari mengiyakan bahwa saat ini harga bawang merah membaik. Lanjutnya, harga seperti ini dipastikan tidak akan berlangsung lama. Pasalnya, hari ini saja sudah turun Rp 3.000 per kilogram di Pasar Induk dibanding harga kemarin.

"Kami sebagai petani juga tidak ingin harga melonjak terlalu tinggi karena kami selain petani juga sekaligus konsumen," ujar Juwari.

Juwari mengakui memang beberapa hari ini pasokan ke Kramat Jati sempat berkurang dari normalnya 25 sampai 30 truk, hanya masuk 15 hingga 20 truk. Namun di tempat lain seperti Sumatera terpantau harga bawang merah membaik. Artinya, soal pasokan berkurang ini hanya sementara, karena daerah-daerah sentra termasuk Brebes akan segera menyusul panen.

(Baca: Jelang Ramadan, Menteri Enggar Tinjau Harga Bahan Pokok di Pasar)

Salah satu petani asal Nganjuk bernama Akad tidak menampik kenaikan harga tersebut. Menurutnya, hal itu tidak menjadi masalah asalkan petani menikmati harga baik sekarang. "Karena kenaikan harga ini tidak akan lama dan nanti juga turun lagi. Apalagi puasa dan lebaran nanti dijamin aman," kata Akad.

Namun, dia menyampaikan kerugian petani bawang saat harga jatuh perlu dipertanyakan. Alasannya harga dari petani dipatok Rp 20.000 per kg, namun ketika masuk pasar Jakarta harga tersebut naik menjadi Rp 40.000 per kg.

Halaman:
Reporter: Rizka Gusti Anggraini
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...