Kementan Alihkan Program Cetak Sawah Baru Jadi Optimalisasi Lahan Rawa
Kementerian Pertanian masih melakukan koordinasi untuk peningkatan lahan rawa baru yang akan dikembangkan untuk tanaman pangan. Survei investigasi dan lahan akan difokus di bebrapa wilayah seperti di Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan, Sumatera Selatan, Sulawesi Selatan, dan Lampung.
Menurutnya, lahan rawa Indonesia merupakan lahan pertanian produktif yang luas dengan potensi produktivitasnya yang bisa mencapai 7,4 ton per hektare, jauh lebih tinggi dibandingkan produktivitas varietas lokal yang hanya 2,5 sampai 3 ton per hektare.
Meski begitu, pengubahan rawa menjadi sawah masih harus melalalui beberapa tahapan dan memerlukan waktu supaya lahan bisa berproduksi. Tanah mesti melewati 3 tahapan untuk proses pengerasan agar bisa ditanami tumbuhan. "Selama 3 tahun kami melakukan rekayasa sosial, kemudian ada pemantapan kegiatan budidaya, dan mulai produksi," katanya.
Kepala Penelitian Center for Indonesian Policy Studies (CIPS) Hizkia Respatiadi menyatakan target swasembada pangan yang dicanangkan pemerintah sulit untuk dicapaikarena luas lahan pertanian yang tidak memadai. Selain itu, jumlah pekerja di sektor pertanian juga terus menurun.
(Baca juga: JK Kritik Mentan Terkait Pelibatan TNI dalam Sistem Cetak Sawah)
Hizkia menegaskan penguatan kapasitas petani perlu jadi prioritas untuk peningkatan produktivitas lahan yang sudah terbatas. Sebab, kebanyakan petani di Indonesia adalah petani buruh yang tidak punya lahan.
Menurutnya, petani malah membeli lebih banyak bahan pangan daripada yang mereka tanam. "Sudah seharusnya harga pangan yang lebih terjangkau jadi prioritas,” ujar Hizkia dalam keterangan pers.