Pasokan Banyak, Mentan Tak Bisa Jelaskan Anomali Kenaikan Harga Beras

Michael Reily
8 November 2018, 14:51
Ilustrasi Beras Bulog
ARIEF KAMALUDIN | KATADATA
Aktifitas Kegiatan Raskin BULOG. Operasional Pergudangan, Perawatan, dan Penyaluran Raskin di Gudang Beras Bulog Kelapa Gading, Jakarta, Selasa, (30/09/2014). Setiap gudang Bulog dapat menampung 3500 Ton karung beras dengan total gudang sebanyak 60 buah khusus penyimpanan beras.

Selain faktor daya beli, Guru Besar Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor (IPB) Dwi Andreas Santosa mengungkapkan pergeseran porsi beras medium dan premium di pasar lebih disebabkan kenaikan harga gabah. Peningkatan harga gabah juga terjadi karena produksi padi yang pas-pasan.

Berdasarkan rilis terbaru dengan metode Kerangka Sampel Area (KSA), perkiraan produksi beras sepanjang 2018 hanya 32,4 juta ton. "Data riil BPS untuk produksi beras itu jelas menyimpang 30% dari estimasi Kementerian Pertanian," kata Dwi.

Menurutnya, kenaikan harga gabah terjadi karena defisit neraca beras pada semester kedua , sedangkan surplus hanya terjadi pada semester pertama. Menurut data BPS, harga gabah kering panen terus meningkat sejak Mei seharga Rp 4.642 per kilogram menjadi Rp 4.937 per kilogram pada Oktober.

Dwi menekankan perubahan tren produksi beras medium menjadi premium juga karena harga gabah yang tinggi. "Tidak mungkin kalau beli gabah dengan harga Rp 5 ribu lalu jual dengan level beras medium Rp 9.450, pasti pedagang bermain beras premium karena ada keuntungan," ujarnya.

(Baca : BPS: Harga Semua Jenis Beras Naik pada September 2018)

Oleh karena itu, dia menganggap kenaikan harga wajar terjadi meski pasokan PIBC dan stok CBP Bulog cukup besar. Sebab, penambahan komposisi beras medium seharga Rp 9.450 menjadi premium dengan banderol Rp 12.800 bakal membuat harga beras jika dihitung secara rata-rata menjadi lebih tinggi.

Dwi juga menjelaskan kebijakan stabilitas pasokan melalui  impor beras dari pemerintah juga dianggap tepat. Alhasil, Bulog bisa melakukan operasi pasar beras medium dengan cepat karena punya stok yang siap lepas ke pasar.

Direktur Utama Perum Bulog Budi Waseso menjelaskan ketersediaan beras medium di pasar berdampak kepada kelompok ekonomi kelas bawah untuk mendapatkan beras dengan harga yang murah. Dia juga akan menggelontorkan beras medium kepada PIBC minimal 5 ribu ton per bulan.

Dia juga tak menampik soal harga beras di berbagai daerah setiap minggu juga menunjukkan tren kenaikan seperti pada harga beras medium, termasuk di PIBC. Prediksi Bulog, harga beras pada akhir tahun harga beras bakal terus naik seiring dengan berkurangnya panen dan pasokan ke pasar.

“Stok kami masih sangat cukup untuk menggelontorkan beras ke pasar agar menahan laju kenaikan harga," kata Budi.

Halaman:
Reporter: Michael Reily
Editor: Ekarina
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...