Absen 3 Tahun, BPS Ungkap Sebab Penghentian Rilis Data Produksi Padi

Michael Reily
26 September 2018, 16:35
Petani Menanam Padi
ANTARA FOTO/Aloysius Jarot Nugroho
Dua orang buruh tani menanam padi di Delanggu, Klaten, Jawa Tengah, Jumat (3/3). Bedasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) nilai tukar petani nasional pada Februari 2017 mengalami penurunan dibanding Januari 2017, yaitu 100,91 menjadi 100,33. Penurunan nilai tukar petani tersebut disebabkan Indeks Harga yang Diterima Petani turun sebesar 0,24 persen sedangkan Indeks Harga yang Dibayar Petani mengalami kenaikan sebesar 0,34 persen.

"Mereka menyediakan teknologi alat pemetaan tanpa butuh sinyal untuk merekam data panen di 198 ribu titik," ujar Suhariyanto.

(Baca : Mulai Agustus 2018, BPS Pantau Produksi Tanaman Pangan Lewat Satelit)

Metode KSA rencananya akan dirilis bulan depan. Saat ini, BPS masih melakukan penyesuaian tahun peta dengan hasil penghitungan supaya bisa menggunakan acuan terbaru tahun 2017.

Sementara itu, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution mengakui pemerintah membutuhkan data milik BPS sebagai acuan yang terpercaya. Terlebih, BPS telah absen merilis data produksi padi dan beras selama 3 tahun.

Darmin mengungkapkan, data produksi milik BPS akan menjawab polemik perbesaran yang selalu terjadi setiap tahun. "BPS merupakan lembaga yang menggunakan metode internasional sehingga perlu peningkatan kinerja," katanya.

Menurut Darmin, pemerintah harus membuat mekanisme untuk koordinasi pendataan satu pintu dengan sinergi dari kementerian dan lembaga. Namun, koordinasi itu juga harus menetapkan wewenang BPS bagi penggunaan data kementerian dan lembaga.

Halaman:
Reporter: Michael Reily
Editor: Ekarina
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...