Retail Grup Lippo Makin Agresif Incar Pasar Produk Segar

Image title
Oleh Ekarina
19 Oktober 2020, 15:00
Matahari Putra Prima, Grup Lipo, Pandemi Corona, Pasar,Retail, Bisnis, Pariwisata, Covid-19, Investasi.
Katadata/Agung Samosir
Pembeli sedang memilih barang di pusat perbelanjaan Hypermart di Jakarta. Matahari Putra Prima fokus ekspansi bisnis retail produk segar.

"Tapi ini hanya penutupan sementara. Kami berencana buka kembali di akhir tahun," kata Harry. 

Hingga Juni 2020, perusahaan telah mengoperasikan 100 gerai Hypermart, 26 gerai Foodmart, dan 10 Hyfresh. Kelompok supermarket berkontribusi 96% terhadap total penjualan perseroan.

Sedangkan pada format grosir, perseroan mengoperasikan 1 SmartClub yang berkontribusi 2% dan di kategori convenience store, perseroan memiliki 64 gerai Boston dan 14 gerai FMX yang berkontribusi total 2% terhadap penjualan. 

Bisnis retail dan pusat belanja tahun ini menghapi pukulan berat akibat pandemi corona dan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) DKI Jakarta dan wilayah lainnya.

Wakil Ketua Umum APPBI Alphonzus Widjaja mengatakan, pelaku usaha saat ini masih berupaya semaksimal mungkin untuk bertahan di tengah pandemi. Sebab, kegiatan usaha di pusat perbelanjaan masih belum pulih hingga saat ini.

"Tapi kalau kondisi semakin memburuk, tidak tertutup kemungkinan terpaksa akan terjadi lagi efisiensi tenaga kerja," kata Alphonzus kepada Katadata.co.id Selasa (8/9).

Pandemi Covid-19 dan kebijakan PSBB telah membuat pendapatan perusahaan pengelola pusat perbelanjaan anjlok. Perhitungan APPBI, transaksi di pusat perbelanjaan mencapai Rp 12 triliun dalam satu bulan.

Presiden Direktur PT Panen Lestari Internusa Handaka Santosa memperkirakan bisnis retail perlu waktu cukup lama untuk kembali normal sebelum pandemi Covid-19.

Handaka memperkirakan hingga Desember tahun ini industri retail belum pulih. "Mungkin pada pertengahan 2021 baru ada perkembangan yang diharapkan,” kata mantan CEO Senayan City ini.

Handaka yang kini membawahi lini department store di Grup Mitra Adiperkasa (MAP), yakni SOGO, Seibu, Galleries Lafayette, Alun-Alun Indonesia hingga Sephora ini menyatakan keberadaan mal dan pusat perbelanjaan memiliki kontribusi terhadap pergerakan ekonomi.

Dia menyatakan mal tak hanya mewakili konsumsi masyarakat kelas atas. Mal juga memberikan kehidupan bagi berbagai ekosistem penunjang dari mulai tukang parkir, pemilik kantin karyawan, hingga supplier yang masih berstatus usaha kecil menengah (UKM).

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...