Grab Akan Rambah Pasar Asuransi hingga Keuangan di Indonesia pada 2020
Decacorn asal Singapura, Grab berencana merambah pasar asuransi hingga keuangan di Indonesia pada tahun depan. President of Grab Indonesia Ridzki Kramadibrata mengatakan, ekspansi layanan itu merupakan bagian dari upaya perusahaan menyediakan aplikasi untuk kebutuhan sehari-hari atau everyday superapp.
Ridzki menilai, asuransi menjadi salah satu layanan yang dibutuhkan. “Akan segera kami luncurkan untuk masyarakat Indonesia,” kata dia kepada Katadata.co.id di Jakarta, Selasa (10/12) lalu.
Asuransi itu nantinya akan terkait dengan beragam layanan di aplikasi Grab, baik itu GrabHealth, GrabBike, GrabCar dan lainnya. “Itu juga untuk layanan keseharian pengguna, karena kami ingin menghadirkan inovasi yang baru bagi mereka," ujarnya.
Selain itu, decacorn Singapura ini akan mengembangkan layanan keuangan di Indonesia. Namun, berbeda dengan negara lain yang menjadi cakupan Grab, di Indonesia perusahaan bakal menggandeng OVO.
Di negara lain, Grab memiliki GrabPay. Sedangkan di Indonesia, Grab mengandalkan layanan pembayaran dari perusahaan teknologi finansial (fintech) OVO. "Kami akan memperkaya jenis layanan keuangan yang bermanfaat, bukan hanya bagi pengguna namun juga mitra," ujarnya.
Hanya saja, Ridzki enggan merinci terkait waktu peluncuran kedua layanan baru tersebut. (Baca: GrabFood dan Finansial Sumbang 50% Lebih Transaksi di Grab)
Secara global, Grab memiliki unit bisnis khusus keuangan yakni Grab Financial Group. Mereka mengatakan bakal berfokus mengembangkan tiga layanan yakni pembayaran, perlindungan, dan pinjaman.
Head of Financial Services Grab Ankur Mehrotra menyebutkan, peluang pasar bisnis keuangan 20 kali lebih besar dibanding layanan berbagi tumpangan (ride-hailing). Sebab, ada sekitar 438 juta orang yang tidak memiliki rekening bank di wilayah cakupan Grab, yakni Asia Tenggara.
Karena itu, menurut dia, peluang pasar bagi penyedia layanan keuangan di regional cukup besar. Apalagi di Indonesia masih banyak penduduk di Indonesia yang belum memperoleh akses ke perbankan ataupun layanan finansial lainnya (Lihat Databoks di bawah).
(Baca: Saling Salip Gojek dan Grab Berebut Pasar Keuangan di Asia Tenggara)
Kendati peluang pasarnya besar, Grab menyasar lebih banyak konsumen dengan menyediakan beragam layanan di Asia Tenggara. “Kami berbicara tentang 20 kali bisnis berbagi tumpangan, dalam hal peluang pasar,” kata Ankur dikutip dari Kr.Asia, beberapa waktu lalu (3/5).
Dalam wawancara khusus dengan jurnalis Kr.Asia Robin Moh, Ankur menjelaskan bahwa Grab Financial Group fokus pada tiga hal. Pertama, layanan pembayaran melalui GrabPay. Di Indonesia, layanan pembayaran ini tidak tersedia karena belum mendapat izin Bank Indonesia (BI). Untuk itu, Grab menggandeng OVO di Indonesia.
Kedua, perlindungan kepada konsumen melalui asuransi. Pada awal tahun ini, Grab menggandeng ZhongAn Technologies International Group Limited untuk membentuk joint venture marketplace asuransi digital di Asia Tenggara. Dengan begitu, konsumen bisa membeli produk asuransi dari aplikasi Grab.
Ketiga, layanan pinjaman. Grab bakal fokus memberikan pinjaman yang bersifat produktif kepada pelaku usaha yang terintegrasi dengan platformnya. Ankur mencatat, sekitar 300 juta orang tidak memiliki riwayat kredit di Asia Tenggara.
Pada awal 2019, Grab Singapura menggandeng ZhongAn Technologies International Group Limited untuk membentuk joint venture marketplace asuransi digital di Asia Tenggara. “Peluncuran platform asuransi ini bagian dari komitmen kami untuk menjadi everyday superapp terkemuka di Asia Tenggara,” kata President of Grab Ming Maa, pada Januari lalu.
(Baca: Babak Baru Pertarungan Gojek dan Grab di Tiga Layanan)
Pesaing Grab, Gojek, telah lebih dahulu meluncurkan layanan asuransi dengan menggandeng perusahaan asuransi teknologi alias insurance technology (insurtech), Pasar Polis untuk merilis layanan GoSure. Fitur itu tak hanya menawarkan produk asuransi perjalanan kepada pengguna, melain juga asuransi terhadap kendaraan motor hingga gawai.
Pada 2017, decacorn asal Indonesia ini telah meluncurkan layanan asuransi untuk mitra pengemudi yang diberi nama GoProteksi. Agustus tahun lalu, PasarPolis memperoleh pendanaan seri A dari Gojek, Traveloka, dan Tokopedia.
Tercatat, hingga saat ini Grab telah memiliki sekitar 168 juta pengunduh aplikasinya di Asia Tenggara. Perusahaan telah memiliki lebih dari 9 juta mitra pengemudi dan merchant di wilayah yang sama, sedangkan di Indonesia sendiri ada sekitar 5 juta mitra.
(Baca: Gojek dan Mandiri Capital Tanggapi Kabar Startup Moka Akan Diakuisisi)