Peluang FastGo Bersaing dengan Gojek dan Grab di Indonesia

Desy Setyowati
18 Mei 2019, 08:00
FastGo Bersaing dengan Gojek dan grab
Google Play Store
FastGo berencana masuk Indonesia akhir tahun ini.

Perusahaan penyedia layanan berbagi tumpangan (ride-hailing) asal Vietnam FastGo berencana masuk ke pasar Indonesia pada akhir tahun ini. Jika rencana itu terwujud, FastGo bakal bersaing dengan Gojek dan Grab yang kini fokus mengembangkan aplikasi untuk kebutuhan sehari-hari (SuperApp).

Pada awal tahun ini, FastGo sudah merambah pasar Myanmar. Lalu, FastGo resmi hadir di Singapura pada Maret lalu. Selain Indonesia, FastGo berencana masuk ke pasar Thailand dan Filipina pada akhir tahun ini.

Menurut Ketua Umum Asosiasi E-Commerce Indonesia (idEA) Ignatius Untung, layanan berbagi tumpangan di Tanah Air masih bersifat komoditas. Alhasil, tidak ada perbedaan spesifik terkait layanan berbagi tumpangan yang disediakan Gojek, Grab, maupun perusahaan sejenis lainnya.

Karena itu, menurutnya peluang FastGo untuk menggaet pasar Indonesia cukup terbuka. “Walaupun itu tergantung pada offer dan go to market strategy FastGo, mengingat penetrasi pasar kedua pemain terdahulu sudah cukup kuat,” ujar dia kepada Katadata.co.id, Jumat (17/5).

(Baca: Saingi Gojek dan Grab, FastGo Asal Vietnam Masuk Indonesia Akhir 2019)

Sedangkan menurut Peneliti Institute for Development of Economic and Finance  (INDEF) Bhima Yudhistira, pemain baru di industri ini akan bersaing ketat dengan Gojek dan Grab. Apalagi, upaya merebut konsumen melalui tarif layanan akan sulit dilakukan. Sebab, Kementerian Perhubungan (Kemenhub) telah menetapkan tarif batas atas dan bawah layanan berbagi tumpangan.

Di Singapura, FastGo memang menawarkan tarif layanan tetap. Berbeda dengan Gojek dan Grab yang tarifnya naik-turun, menyesuaikan dengan permintaan. “Mungkin di jam sibuk, FastGo bisa menang karena tarif tetap. Di jam biasa relatif sulit bersaing dengan Gojek dan Grab,” katanya.

Karena itu, ia melihat persaingan di antara FastGo, Gojek, dan Grab akan fokus di luar layanan berbagi tumpangan. Persaingan akan fokus pada layanan lain, seperti pesan-antar makanan, pengiriman barang, pembayaran, dan lainnya.

Berkaca dari kondisi tersebut, menurutnya FastGo harus mengkaji pengembangan SuperApp supaya bisa bersaing dengan Gojek dan Grab di Indonesia. “Kalau FastGo mau masuk, mereka harus menjadi SuperApp yang tidak sekadar bersaing d sektor transportasi,” ujar dia.

(Baca: Persaingan Ketat Gojek dan Grab Menjadi SuperApp)

FastGo didirikan pada pertengahan 2018 dan telah memiliki sekitar 60 ribu mitra pengemudi di 10 provinsi di Vietnam. Di negara asalnya, FastGo juga meluncurkan layanan naik helikopter bernama FastSky. Layanan seperti ini sempat disediakan oleh Grab di Jakarta, Indonesia pada 2017.

Pada Agustus 2018, perusahaan asal Vietnam ini menghimpun pendanaan seri A dari VinaCapital Ventures. Namun, nilai investasinya tidak disebutkan. Saat ini, FastGo menggalang pendanaan seri B hingga US$ 50 juta atau sekitar Rp 720 juta untuk ekspansi ke beberapa negara di Asia Tenggara dalam dua tahun ke depan.

Setelah Asia Tenggara, FastGo berencana masuk ke pasar Amerika Serikat (AS) dan Brasil. “Kami sedang dalam pembicaraan dengan investor dari Korea Selatan dan AS," ujar Pendiri sekaligus CEO FastGo Nguyen Huu Tuat dikutip dari Asia Nikkei.

Selain ekspansi, VN Express International melaporkan bahwa FastGo berencana merambah layanan pesan-antar makanan dan jasa keuangan. Meski begitu, menurut ekonom dari Singapore University of Social Sciences Walter Theseira, sulit bagi FastGo untuk masuk ke pasar Singapura.

Halaman:
Reporter: Desy Setyowati
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...