Microsoft Cetak 18 Juta Talenta Digital di RI, Selanjutnya Fokus AI
Microsoft mengklaim telah melatih 18 juta guru dan siswa di Indonesia selama 25 tahun terakhir, sebagai bekal untuk menjadi talenta digital. Raksasa teknologi asal Amerika Serikat (AS) ini pun berencana menggencarkan pelatihan yang berfokus pada kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI).
President Director Microsoft Indonesia Haris Izmee mengatakan, pelatihan yang diberikan mulai dari komputasi awan (cloud), big data hingga keamanan siber. Kali ini, perusahaan ingin berfokus pada AI.
Perusahaan menerapkan AI di berbagai produk, salah satunya Microsoft Azure. Namun, penerapannya di Indonesia terkendala minimnya talenta digital. "Indonesia perlu memperbanyak tenaga digital di sektor AI," kata Haris dalam acara Microsoft Cloud Innovation Summit 2020, Selasa (1/12).
Apalagi, pandemi corona mendorong banyak entitas bisnis dan lembaga pemerintah mengadopsi teknologi, termasuk AI. Selain karena menghemat pengeluaran operasional, analisis data berbasis AI dapat memberikan gambaran dalam menerapkan strategi bertahan di masa pagebluk Covid-19.
Pemerintah juga tengah mengembangkan AI untuk pelayanan publik dan mendorong perekonomian. Direktorat Jenderal atau Ditjen Pajak misalnya, sudah memakai AI untuk mengatasi potensi penyalahgunaan (fraud). Lalu, Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) menggunakannya untuk menangani kebakaran hutan.
Oleh karena itu, raksasa teknologi asal AS tersebut bakal berfokus pada pelatihan terkait AI. Bulan lalu, Microsoft bekerja sama dengan BPPT untuk menggelar AI Summit.
Selain itu, Microsoft membuat program hackathon AI, termasuk di Indonesia. "Kami dukung teknologi efisien untuk pelajar, startup hingga Usaha, Kecil dan Menengah (UKM)," kata Haris.
Perusahaan juga berkolaborasi dengan Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) untuk menggelar pelatihan, salah satunya terkait AI. Kementerian memang mengalokasikan Rp 109,4 miliar untuk program digital talent scholarship.
Tahun ini, Kominfo menargetkan ada 20 ribu talenta digital yang mendapat sertifikat. Selain dengan Microsoft, Kominfo menggandeng raksasa teknologi lainnya seperti Google dan Amazon.
Berbagai inisiatif itu untuk menambal defisit talenta digital di Tanah Air. McKinsey and Company memperkirakan, ahli teknologi di Indonesia hanya 104 juta pada 2030. Sedangkan butuh 113 juta untuk mengimbangi pesatnya pertumbuhan industri ini.
Oleh karena itu, ada kekurangan sembilan juta talenta digital hingga 2030 atau 600 ribu per tahun.
Presiden Joko Widodo (Jokowi) mendorong raksasa teknologi seperti Microsoft dan Google gencar menggelar program pelatihan. "Saya berharap gerakan seperti pelatihan bertambah," katanya dalam acara Google4ID, pekan lalu (18/11).
Cara lainnya yakni mempermudah startup merekrut tenaga kerja asing. Ini diatur dalam Undang-undang atau UU Omnibus Law Cipta Kerja.