Rupiah Diramal Menguat ke Rp 14.198 per US$ di Perdagangan Awal 2022
Nilai tukar rupiah dibuka menguat 0,04% ke Rp 14.257 per dolar Amerika Serikat (A)S pada perdagangan hari pertama 2022 (3/1). Rupiah berpotensi semakin kuat, terdorong data terkait manufaktur.
Berdasarkan data Bloomberg, rupiah berbalik melemah ke Rp 14.268 pada Pukul 09.20 WIB. Ini melampaui posisi penutupan akhir pekan lalu Rp 14.263 per dolar AS.
Mayoritas mata uang Asia lainnya bergerak melemah. Yen Jepang terkoreksi 0,15%, dolar Hong Kong 0,03%, dolar Singapura 0,07%, dolar Taiwan 0,01%, won Korea Selaatn 0,13%, ringgit Malaysia 0,12%, dan bath Thailand 0,18%.
Sedangkan penguatan dialami oleh peso Filipina 0,06%, rupee India 0,11%, dan yuan Cina 0,27%.
Analis pasar uang Bank Mandiri Rully Arya Wisnubroto memperkirakan rupiah menguat di kisaran Rp 14.198 per dolar AS. Namun engan potensi pelemahan di Rp 14.265 per dolar AS.
Rupiah berpotensi menguat di tengah laporan kinerja manufaktur Indonesia pada Desember yang masih menunjukkan ekspansi sekalipun mengalami penurunan. "Publikasi Pruchasing Managers' Index (PMI) Manufaktur Indonesia tetap ekspansif akan berpengaruh positif kepada rupiah," kata Rully kepada Katadata.co.id, Senin (3/1).
PMI Manufaktur Indonesia pada Desember berada di level 53,5 poin, turun dari bulan sebelumnya 53,9 poin. Meski begitu, kondisi bisnis di seluruh sektor manufaktur Indonesia bertahan di zona ekspansif selama empat bulan berturut-turut.
Permintaan dan produksi ekspansi selama empat bulan berturut-turut per Desember. Selain itu, pertumbuhan output meningkat ke posisi tercepat ketiga dalam rekor.
Perbaikan berlanjut didukung pembatasan Covid-19 yang semakin longgar.
Sebaliknya, ekspansi pada ketenagakerjaan berkurang selama dua bulan berturut-turut pada Desember. Perlambatan terjadi meski bisnis ekspor baru kembali membaik.
Selain kinerja PMI manufaktur yang terjaga ekspansi, pergerakan rupiah hari ini dipengaruhi oleh penantian pasar terhadap rilis data inflasi keseluruhan 2021 yang akan dirilis siang ini.
Rully memperkirakan inflasi harga konsumen cenderung stabil di bawah target bank sentral 2% - 4%.
Selain itu, sentimen penguatan rupiah didukung oleh kekhawatiran terhadap Omicron yang mereda. "Ada perkembangan positif, berita mengenai penurunan kasus Omicron di afsel, sehingga diperkirakan dampaknya tidak seberat delta," kata Rully.
Pemerintah Afrika Selatan mencabut aturan jam malam. Keputusan ini diambil setelah para pejabat menilai negara yang menjadi hotspot penyebaran pertama Omicron itu sudah melewati puncak gelombang keempat infeksi Covid-19.
Selain itu, mereka memperbolehkan penggelaran sejumlah pertemuan namun tidak lebih dari seribu orang untuk pertemuan di dalam ruangan dan tidak lebih dari 2.000 orang outdoor.
“Sekalipun varian Omicron sangat menular, tingkat rawat inap yang lebih rendah daripada gelombang sebelumnya. Artinya, negara ini memiliki kapasitas cadangan untuk penerimaan pasien bahkan untuk layanan kesehatan rutin,” kata pemerintah Afsel dikutip dari CNBC Internasional, Senin (3/1).