Lima Jurus E-Commerce Bersaing di Tengah Pandemi Corona

Cindy Mutia Annur
27 Juli 2020, 14:16
Lima Jurus E-Commerce Bersaing di Tengah Pandemi Corona
Katadata/desy setyowati
Ilustrasi, tampilan aplikasi e-commerce pada ponsel

Keempat, memiliki berbagai opsi metode pembayaran mulai dari kartu kredit, debit, e-wallet dan sebagainya. Terakhir, menggaet lebih banyak mitra logistik yang tepercaya.

"Meskipun orang masih sensitif dan peduli tentang promosi seperti uang kembali (cashback) dan voucer, semakin lama, terutama konsumen di wilayah urban, bakal lebih mementingkan pengalaman berbelanja (user experience) daripada harga," ujar Eddi.

Sebelumnya, investor startup sekaligus Presiden Komisaris SEA Group Pandu Sjahrir mencatat, pengeluaran konsumen (consumer spending) masyarakat Indonesia mencapai US$ 330 miliar atau sekitar Rp 4,6 triliun selama kuartal I. Nilai ini hanya menghitung transaksi melalui layanan digital. 

Penggunaan layanan e-grocery dan e-commerce seperti Happy Fresh, Shopee, Bukalapak pun meningkat. Layanan e-grocery misalnya, naik 61% sejak Januari hingga Maret.

Sedangkan, penjualan hand sanitizer dan produk kebersihan di e-commerce meningkat hingga 500%. "Masyarakat harus berbelanja dan transaksi dari rumah selama pandemi, sehingga belanja online ini semakin besar," ujar Pandu saat mengikuti acara Bicara Data Virtual Series: Episode Baru Bisnis Startup Akibat Covid-19, bulan lalu (12/6).

Berdasarkan riset Facebook dan Bain & Company, 44% konsumen di Asia Tenggara, yang merupakan pengguna internet, berbelanja bahan pokok secara online selama pandemi corona. Kedua perusahaan memperkirakan, kebiasaan ini masih akan menjadi tren meski memasuki normal baru (new normal).

Berbelanja bahan pokok melalui e-commerce atau media sosial meningkat drastis sejak April 2020. Sekitar 80% dari konsumen pengguna internet itu berencana terus berbelanja bahan makanan secara online.

Hal itu terjadi karena sebagian besar masyarakat diminta mengurangi aktivitas di luar rumah guna menekan penyebaran virus corona. Selain itu, 77% konsumen tersebut lebih sering menyiapkan makanan di rumah, ketimbang membeli ataupun makan di restoran.

Riset tersebut berdasarkan data survei YouGov di Indonesia, Malaysia, Filipina, Singapura, Thailand, dan Vietnam pada April 2020. Penelitian tersebut mengamati para konsumen yang telah berbelanja secara online selama enam bulan terakhir, termasuk wawancara dengan para petinggi perusahaan dan modal ventura.

Halaman:
Reporter: Cindy Mutia Annur
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...