Menteri Teten Khawatir soal Project S TikTok Shop, Apa Itu?

Desy Setyowati
12 Juli 2023, 13:51
TikTok, teten, umkm
PEXELS
TikTok

Menteri Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah atau Menkop UKM Teten Masduki menyinggung soal Project S TikTok Shop. Menurutnya proyek ini bisa menekan UMKM.

Project S TikTok Shop pertama kali dilaporkan oleh Financial Times pada akhir bulan lalu. Pengguna di Inggris mulai melihat fitur belanja baru di aplikasi TikTok yang diberi nama ‘Trendy Beat’.

Menteri Teten mengatakan, pemerintah melihat fenomena project S TikTok Shop di Inggris akan merugikan pelaku UMKM jika masuk ke Indonesia. Project S TikTok Shop dicurigai menjadi cara perusahaan mengoleksi data produk yang laris manis di suatu negara, untuk kemudian diproduksi di Cina.

“Di Inggris, 67% algoritme TikTok bisa mengubah kebiasaan konsumen di sana dari yang tidak ingin belanja jadi berbelanja. Ini bisa mengarahkan produk yang mereka bawa dari Cina dan bisa sangat murah sekali,” ujar Teten di Kantor Kemenkop UKM, di Jakarta, Rabu (12/7).

Teten menilai, TikTok Shop menyatukan media sosial, crossborder commerce dan retail online. Dari 21 juta pelaku UMKM yang terhubung ke ekosistem digital, mayoritas yang dijual secara online adalah produk dari Cina.

Ia khawatir, jika hal itu tidak segera ditangani dengan kebijakan tepat, maka pasar e-commerce Tanah Air akan didominasi produk Cina.

Teten menegaskan bahwa ia bukan anti-produk Cina maupun luar negeri. Namun, sebagai upaya untuk melindungi UMKM, produk dari luar negeri harus mengikuti mekanisme impor produk termasuk melengkapi izin edar dari BPOM, memenuhi SNI hingga sertifikasi halal.

“Jika retail online masih diperbolehkan menjual produk impor langsung ke konsumen,  UMKM pasti tidak bisa bersaing. Sebab, UMKM dalam negeri jika berjualan harus mempunyai izin edar dari BPOM, sertifikasi halal, dan SNI. Mereka enak langsung,” katanya.

Untuk mengatasi ancaman tersebut, Teten mendesak Kementerian Perdagangan atau Kemendag merevisi Permendag Nomor 50/2020 yang saat ini baru mengatur perdagangan di e-commerce, bukan social commerce.

Ia mengaku revisi aturan tersebut sudah diwacanakan sejak tahun lalu, namun hingga kini masih belum terbit.

“Itu bukan hanya untuk TikTok, untuk seluruh e-commerce lintas-batas alias cross border commerce. Jadi jangan kemudian saya dianggap anti-TikTok, bukan, saya hanya mau melindungi produk UMKM supaya ada playing field yang sama dengan produk dari luar, jangan kemudian mereka diberi kemudahan,” ujar Teten.

“Sekarang e-commerce klaim produk yang dijual bukan dari luar negeri. Kata siapa? Ketika saya mau buat kebijakan subsidi untuk UMKM di platform online saat pandemi Covid-19, semua pelaku usaha tidak bisa memisahkan mana produk UMKM dan yang impor. Mereka hanya bisa memastikan bahwa yang berjualan adalah UMKM dan mereka tidak bisa pastikan produknya. Jadi jangan bohongi saya,” kata Teten.

Project S TikTok Shop Adalah

Katadata.co.id mengonfirmasi kepada TikTok Indonesia apakah Project S akan hadir di Indonesia. Perwakilan TikTok Indonesia menyampaikan bahwa perusahaan selalu mencari cara baru untuk meningkatkan pengalaman komunitas TikTok.

“Saat ini, kami dalam tahap awal bereksperimen dengan fitur belanja baru,” katanya kepada Katadata.co.id, Senin (26/6).

Fitur itu belum tersedia di Indonesia saat ini. Selain itu, tidak ada informasi bahwa fitur ini akan diluncurkan di Tanah Air dalam waktu dekat.

Financial Times melaporkan, dalam beberapa minggu terakhir, pengguna di Inggris mulai melihat fitur belanja baru di aplikasi TikTok yang diberi nama ‘Trendy Beat’. Produk yang tersedia yakni yang sedang populer.

Halaman:
Reporter: Antara
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...