Perbandingan Transaksi TikTok x Tokopedia, Shopee, Lazada, Bukalapak
Kuartal II | Kuartal III | |
GTV | Rp 58,7 triliun | Rp 62 triliun |
Pendapatan bruto | Rp 2,2 triliun | Rp 2,2 triliun |
Margin kontribusi | Rp 413 miliar | Rp 415 miliar |
EBITDA yang disesuaikan | Negatif Rp 229 miliar | Negatif Rp 222 miliar |
Transaksi bruto atau GTV Tokopedia selama Januari - September turun 9% yoy. Anak usaha GoTo ini menambah biaya insentif dan promosi 2%, sehingga GTV kuartal III naik 6% qtq menjadi Rp 62 triliun.
Sementara itu, Momentum Works mencatat, Indonesia menyumbang sepertiga transaksi TikTok Shop. “TikTok Shop mencatatkan hampir tiga juta order per hari sebelum tutup di Indonesia,” kata Momentum Works dalam laporan, tiga pekan lalu (8/11).
Momentum Works yakin TikTok Shop tidak akan keluar dari Indonesia, karena pasarnya yang besar.
TikTok Shop tutup di Indonesia pada 4 Oktober, sepekan setelah Peraturan Menteri Perdagangan atau Permendag Nomor 31 Tahun 2023 terbit pada 27 September. Regulasi ini melarang fitur e-commerce dan media sosial dalam satu aplikasi.
2. Transaksi Shopee
Shopee mengumumkan besaran GMV selama kuartal III naik 5,1% yoy dan 11,2% secara kuartalan atau quarter to quarter (qtq) menjadi US$ 20,1 miliar atau sekitar Rp 311 triliun. Sebelumnya Shopee tak mengumumkan besaran transaksi sejak akhir tahun lalu.
Volume transaksi bruto atau jumlah pesanan naik 13,2% yoy dan 23,6% qtq menjadi 2,2 miliar.
Kenaikan nilai dan volume transaksi bruto Shopee didukung oleh anggaran penjualan dan pemasaran naik 49,7% yoy menjadi US$ 862 juta atau sekitar Rp 13,4 triliun selama kuartal III. Padahal pada kuartal-kuartal sebelumnya, Shopee mengurangi biaya promosi.
3. Transaksi Bukalapak
Bukalapak membukukan rugi yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk Rp 776,22 miliar pe September. Padahal BUKA mencatatkan untung Rp 3,62 miliar pada periode yang sama tahun lalu.
Berdasarkan laporan keuangan, pendapatan Bukalapak naik 28,94% yoy menjadi Rp 3,33 triliun. Ini terdiri dari:
- Marketplace naik 67% yoy menjadi Rp 1,73 triliun
- Online to offline atau O2O naik 10% yoy menjadi Rp 1,59 triliun
- Pengadaan turun 89% yoy menajdi Rp 11,09 miliar