Migrasi TikTok Shop ke Tokped Secara Back-end Demi Jaga Keamanan Siber
Proses migrasi sistem elektronik TikTok Shop ke Tokopedia secara back-end system atau di balik layar dinilai sesuai dengan arahan Peraturan Menteri Perdagangan (Permendag) Nomor 31 Tahun 2023.
Praktisi teknologi informasi dan komunikasi Tony Seno Hartono mengatakan, pemisahan secara aplikasi atau situs justru berpotensi merusak keamanan siber (cyber security) dari sistem tersebut.
Selain itu, pemisahan aplikasi juga akan mengurangi kenyamanan pengguna. Oleh karena itu, pemisahan back-end dinilai lebih aman.
“Hal ini tidak harus berarti pengguna harus berpindah dari satu aplikasi ke aplikasi lain karena bisa mengurangi kenyamanan pengguna dan berpotensi merusak keamanan siber dari sistem itu," kata Tony di Jakarta, Senin (18/3).
Tony menjelaskan, di dalam satu aplikasi bisa terdapat beberapa sistem elektronik yang bekerja bersamaan. Sistem ini termasuk sistem yang datang dari satu atau beberapa perusahaan berbeda.
Contoh praktik tersebut misalnya aplikasi Traveloka, yang mana konsumen bisa menemukan beragam sistem elektronik untuk berbagai keperluan, seperti pemesanan tiket pesawat yang terhubung ke sistem manajemen penerbangan dari berbagai maskapai berbeda, dan reservasi hotel yang terhubung ke sistem manajemen hotel dari hotel atau jaringan hotel yang berbeda.
“Contoh lain adalah pembelian tiket kereta yang terhubung ke KAI, sistem pembayaran yang terhubung ke bank dan e-wallet, dan masih banyak lagi," kata adjunct researcher di Centre for Digital Society UGM itu.
Jadi, imbuhnya, di balik layar, sistem elektronik promosi barang yang terjadi di TikTok sebagai etalase dan penyelesaian transaksi pembayaran yang terjadi di Tokopedia sebagai e-commerce dapat dilakukan terpisah untuk memenuhi ketentuan regulasi.
Adapun, di dalam Ketentuan Umum Permendag Nomor 31 diketahui, media sosial boleh melakukan kegiatan perdagangan melalui sistem elektronik dalam bentuk social-commerce. Namun, social-commerce hanya akan memfasilitasi promosi barang atau jasa dan dilarang menyediakan transaksi pembayaran.
Di dalam forum Economic Outlook 2024, Wakil Menteri Perdagangan (Wamendag) Jerry Sambuaga sempat menjelaskan, pemerintah terus menunggu penyelesaian migrasi sistem elektronik TikTok Shop-Tokopedia sesuai masa transisi yang berakhir pada April 2024.
“Intinya kami menunggu proses [migrasi sistem] yang dilakukan sesuai dengan prosedur,” ujar Jerry.
Ia mengatakan, persoalan migrasi sistem TikTok-Tokopedia lebih melibatkan migrasi secara teknis, termasuk dari sisi pembayaran dan lainnya. “Ketika si A dan si B gabung, belum serta merta ditampung, tapi tentu ada penyesuaian-penyesuaian misalnya dari sisi pembayaran, dari sisi transaksi, dari sisi migrasi platform yang selama ini belum dilakukan,” ujar Jerry.
Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri Kemendag Isy Karim juga mengatakan, migrasi sistem TikTok Shop ke Tokopedia dibagi menjadi tiga kategori, yaitu sistem pembayaran, pemisahan data pengguna, dan pengoperasian merchant. Kategori terbesar atau mencapai 60 persen adalah sistem pembayaran.
Ia mengatakan migrasi kategori yang hampir rampung atau 99 persen adalah pengoperasian merchant. Kategori ini berhubungan dengan tampilan TikTok Shop bagi pengguna di aplikasi atau front-end.
"Migrasi front-end itu hampir 100 persen, migrasi data pengguna dan sistem pembayaran masing-masing tersisa 6 persen. Jadi, total perkembangan migrasi sudah 87 persen," kata Isy.
Ia mengakui, penggunaan TikTok Shop saat ini tidak banyak berubah kecuali warna hijau yang mendominasi aplikasi. Namun demikian, ia menekankan mayoritas migrasi tersebut terjadi di balik layar atau secara back-end.
Isy juga menegaskan, sistem pembayaran TikTok Shop berlangsung di back-end Tokopedia. Dengan kata lain, proses transaksi di TikTok Shop telah diproses Tokopedia di sistem yang terpisah dari TikTok Shop.