Kalah dari Vietnam, Penetrasi Fintech Indonesia Diproyeksi Baru 15%

Desy Setyowati
11 Februari 2019, 18:23
Telaah - Fintech
rawpixel/123rf

Pertumbuhan fintech Indonesia juga didukung oleh pemain seperti Go-Pay, OVO, TCash dan lainnya dalam menjangkau masyarakat hingga ke daerah terpencil. Apalagi, fintech pembayaran menawarkan solusi keuangan berteknologi kode Quick Response (QR) yang mempermudah masyarakat dalam bertransaksi.

Sementara perwakilan McKinsey & Company Indonesia yang lain, Bruce Delteil menambahkan, penetrasi layanan keuangan non bank di setiap negara bisa berbeda karena tiga faktor. Pertama, tergantung pada seberapa dalam penetrasi digital. Di Indonesia, pengguna ponsel pintar (smartphone) mencapai 124 juta dan pengguna internetnya 133 juta pada 2017.

(Baca: Indonesia Harus Terbiasa dengan Pelemahan Ekonomi Tiongkok)

Kedua, seberapa besar ketergantungan masyarakatnya terhadap uang tunai. "Di Indonesia, transaksi menggunakan uang tunai masih masif," kata Bruce. Ketiga, proporsi produk digital yang tersedia.

Sementara itu, Ketua Harian Asosiasi Fintech Indonesia (Aftech) Mercy Simorangkir mengatakan, bahwa infrastruktur seperti Palapa Ring semestinya akan membantu penetrasi layanan keuangan non bank lebih cepat lagi di Indonesia. "Saya yakin pemerintah bekerja sama untuk membangun ekosistem di industri ini," kata dia.

Halaman:
Reporter: Desy Setyowati
Editor: Pingit Aria
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...