Transaksi Melonjak, Komisaris BEI: Fintech Berpeluang Besar IPO

Fahmi Ahmad Burhan
31 Maret 2021, 19:15
Transaksi Melonjak, Komisaris BEI: Fintech Berpeluang Besar IPO
Adi Maulana Ibrahim|Katadata
Pergerakan Indek Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Rabu (5/8/2020).

Selain itu, harus memiliki aset berwujud bersih (net tangible assets) minimal Rp 100 miliar. Sedangkan startup rata-rata memiliki aset tidak berwujud (intangible assets).

Kepala Unit Evaluasi dan Pemantauan BEI Hendra Ahmad Hidayat menyarankan fintech mencatatkan IPO di papan akselerasi. Sebab, perusahaan tidak perlu mencatatkan laba terlebih dahulu.

"Saat ini, startup seperti fintech belum mempunyai laba usaha. Di papan akselerasi, fintech boleh rugi. Asalkan selama enam tahun harus ada laba usaha," katanya.

Untuk mendorong lebih banyak startup IPO, bursa juga membuat IDX Incubator. Ini merupakan ruang inkubasi khusus perusahaan skala kecil dan menengah agar menjadi emiten.

Tercatat ada 120 startup binaan yang masuk IDX Incubator. Sebanyak 55 di antaranya masuk program road-to-IPO. Lalu, tiga startup binaan sudah IPO.

"Melalui IDX Incubator itu kami siapkan co-working space, memberi pelatihan, bertemu regulator dan program lainnya," kata Hendra.

Sejauh ini, ada beberapa startup yang sudah melantai di bursa saham. Mereka di antaranya Surge Digital Ecosystem, Cashlez, Yelooo Integra Datanet, Tourindo Guide Indonesia, M Cash Integrasi, Digital Mediatama Maxima, Distribusi Voucher Nusantara, Kioson Komersial Indonesia, NFC Indonesia, dan Telefast Indonesia.

Halaman:
Reporter: Fahmi Ahmad Burhan
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...