Pasca-Serangan AS, Harga Bitcoin di Iran Tembus Rp 360 Juta

Cindy Mutia Annur
6 Januari 2020, 14:08
Pasca-Serangan AS ke Irak, Harga Bitcoin di Iran Tembus Rp 360 Juta
PXHERE.com
Ilustrasi bitcoin.

"Keterbatasan transaksi aset kripto yang dapat dilakukan di Iran dapat menjadi faktor tingginya harga BTC," ujar Yusuf. Hal ini berkaitan dengan konflik antara Iran dan AS.

Meski demikian, Yusuf optimistis para pemegang (holder) mengharapkan kondisi ini merupakan awal dari kenaikan harga (bullish) BTC pada tahun ini. (Baca: 6 Perusahaan Besar Tinggalkan Proyek Mata Uang Digital Facebook)

CEO Indodax Oscar Darmawan mengatakan, bitcoin merupakan aset penyimpanan yang aman (safe haven asset class). Karena itu, menurut dia, warga Iran membeli cryptocurrency itu di saat situasi politik tidak baik seperti sekarang ini.

“Warga Iran ketakutan untuk menyelamatkan kekayaannya apabila terjadi perang," ujar Oscar.

Indodax mencatat, volume perdagangan aset kripto di dunia selama tahun lalu menurun signifikan dibanding 2017. Meski begitu, nilai kapitalisasinya termasuk salah satu yang tertinggi dibandingkan pilihan investasi lainnya selama setahun terakhir.

Perusahaan mencatat, harga bitcoin terendah pada 2012 sebesar US$ 4. Lalu naik menjadi US$ 65, US$ 200, US$ 185, US$ 365, US$ 780 secara berturut-turut sejak 2013 hingga 2017. Pada 2018, nilai terendahnya US$ 3.200 dan menjadi US$ 3.360 pada tahun lalu.

(Baca: Popularitas Bitcoin di Indonesia Kalahkan Malaysia hingga Prancis)

Halaman:
Reporter: Cindy Mutia Annur
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...