Cara YouTube & Facebook Atasi Maraknya Konten Konspirasi Corona di RI

Cindy Mutia Annur
16 Juli 2020, 19:56
Cara YouTube & Facebook Atasi Maraknya Konten Konspirasi Corona di RI
Katadata
Ilustrasi tampilan platform media sosial

(Baca: Survei: Sebagian Warga Jakarta Percaya Virus Corona Buatan Manusia)

Berdasarkan survei Ipsos per Mei, 30% pengguna internet di Inggris percaya bahwa virus corona berasal dari laboratorium. Persentasenya meningkat dibanding awal April yang hanya 25%.

Lalu, 8% percaya bahwa gejala pada pasien terinfeksi Covid-19 sebagian disebabkan oleh radiasi jaringan internet generasi kelima (5G). Selain itu, 7% percaya jika virus corona sebenarnya tidak ada.

Lebih rinci lagi, 60% dari pengguna internet yang percaya bahwa corona terkait 5G, merupakan pengguna YouTube. Lalu, 56% dari warganet yang mempercayai tidak adanya virus corona, merupakan pengguna Facebook.

(Baca: Survei: Warga DKI Jakarta Belum Siap Terapkan Normal Baru)

Di Indonesia, sebagian warga DKI Jakarta juga percaya bahwa virus corona sebenarnya tidak ada. Berdasarkan survei LaporCovid-19 dan Social Resilience Lab NTU, 18% dari total 154.471 responden percaya bahwa virus corona sengaja dibuat oleh manusia.

Sebanyak 58% responden ragu bahwa virus corona merupakan buatan manusia. Hanya 23% yang yakin betul bahwa teori ini salah.

Yang menarik, mereka yang yakin bahwa virus corona merupakan buatan manusia, lebih percaya selebritas atau influencer ketimbang dokter dan pemerintah. Porsinya 24,46%.

Sedangkan yang percaya dokter, hanya 16% yang yakin bahwa virus itu buatan manusia. Lalu, hanya 16,42% dari yang mempercayai pemerintah, yakin jika virus penyebab Covid-19 sengaja dibuat manusia.

(Baca: Facebook hingga Twitter Diminta Lapor soal Hoaks Corona ke Uni Eropa)

Halaman:
Reporter: Cindy Mutia Annur
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...